Kewirausahaan | 17 Januari 2024
Oleh : Sarah Silvia
Menyiapkan modal untuk memenuhi biaya bisnis merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan ketika menjalankan bisnis. Maka dari itu, pemilik bisnis perlu mengetahui biaya apa saja yang perlu dipenuhi agar anggaran dana bisa dibuat dan modal pun bisa dialokasikan dengan benar.
Masih belum tahu biaya apa saja yang diperlukan dalam berbisnis? Tidak hanya biaya operasional saja— ada biaya lain yang mungkin belum pernah kamu dengar sebelumnya. Yuk, pelajari bersama di artikel berikut!
Sumber : Envato
Apa, sih, yang dimaksud dengan biaya bisnis? Dalam akuntansi, biaya bisnis adalah jumlah uang yang dikeluarkan sebuah perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa.
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi akan dicatatkan sebagai beban. Biasanya, beban dibayarkan perusahaan dalam rangka untuk:
Nah, supaya tidak rugi, perusahaan perlu mematok harga agar titik Break Even Point (BEP) tercapai. Ini artinya, harga jual barang dan beban produksi sama (tidak ada selisih).
Untuk mendapatkan keuntungan, kamu perlu melakukan mark-up. Mark-up merupakan tambahan harga yang ditambahkan ke harga produksi sehingga akan menaikkan harga jual produk. Selisih akhir harga jual dengan harga porduksi, apabila bernilai positif, disebut sebagai keuntungan.
Sumber : Envato
Dalam akuntansi, ada banyak klasifikasi biaya bisnis. Biaya-biaya dalam bisnis diklasifikasikan sebagai berikut:
Biaya produksi (production cost) adalah total semua pengeluaran yang digunakan untuk melakukan proses produksi produk/jasa.
Biaya pemasaran merupakan biaya yang digunakan untuk kegiatan promosi dan iklan yang dilakukan perusahaan untuk memastikan produk/layanan bisa diakses dan dibeli oleh konsumen.
Biaya administrasi & umum adalah biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha. Misalnya seperti perlengkapan, peralatan, alat tulis, utilitas, dsb.
Biaya tetap adalah biaya yang nominalnya tetap, terus dikeluarkan secara berkala, dan tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Salah satu contoh fixed cost adalah gaji karyawan tetap.
Kebalikan dari biaya tetap, biaya variabel adalah biaya yang besarannya mengalami fluktuasi (bervariasi) sesuai dengan jumlah output produk/layanan yang diproduksi.
Ini artinya, biaya variabel akan meningkat jika volume produksi meningkat serta akan turun jika volume produksi menurun.
Salah satu contoh variable cost adalah biaya gaji pegawai tidak tetap dengan sistem komisi penjualan.
Semakin banyak penjualan yang dilakukan pegawai tersebut, maka semakin tinggi juga gaji yang bisa diterima. Dari segi bisnis, jika gaji pegawai tersebut meningkat, ini artinya biaya variabel juga akan meningkat.
Biaya langsung merupakan pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan untuk produksi suatu barang atau jasa. Beberapa contoh direct cost adalah pembelian bahan mentah, biaya gaji tenaga kerja, serta biaya distribusi produk.
Biaya tidak langsung berkebalikan dengan biaya langsung. Dalam artian, biaya ini tidak berkaitan langsung dengan produksi barang atau jasa.
Beberapa contoh biaya tidak langsung misalnya seperti biaya listrik, upah mandor, biaya depresiasi (penyusutan) mesin, serta biaya untuk kebutuhan administrasi.
Biaya pengeluaran modal (capital expenditure) merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka membeli atau memperbaiki aset yang tidak bisa dikonsumsi (nonconsumable assets).
Meski tidak selalu, kebanyakan capital expenditure merupakan investasi yang dikeluarkan satu kali selama perusahaan tersebut beroperasi.
Beberapa contoh biaya yang termasuk ke dalam kategori ini misalnya seperti pembelian gedung, pembelian peralatan (mesin), tanah, komputer, furnitur kantor, dan software yang digunakan untuk operasional perusahaan.
Tidak seperti capital expenditure yang rata-rata dikeluarkan satu kali saja, revenue expenditure merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memastikan operasional perusahaan berjalan dengan baik.
Beberapa contoh biaya yang termasuk ke dalam kategori ini adalah biaya sewa, biaya utilitas, biaya gaji karyawan, biaya asuransi, biaya legal, biaya manufaktur, dsb. Revenue expenditure biasanya merupakan biaya yang rutin dikeluarkan dan pengeluarannya mendukung proses produksi produk/jasa!
Sumber : Envato
Selain biaya-biaya yang sudah disebutkan, ada jenis biaya bisnis lain yang perlu kamu tahu. Berikut daftar biaya lain yang biasa muncul dalam pelaksanaan bisnis:
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan bisnis sehari-hari. Biaya yang dikeluarkan bermanfaat dalam produksi produk/jasa, namun tidak terbatas pada produksi satu produk/jasa secara spesifik.
Opportunity costs didefinisikan sebagai potensi profit yang hilang karena pengambilan keputusan bisnis tertentu.
Sunk costs merupakan biaya yang dikeluarkan dengan potensi keuntungan yang kecil atau tidak ada sama sekali.
Biaya terkendali adalah biaya yang pengeluarannya bisa dikontrol oleh manajemen perusahaan. Artinya, sifat pengeluaran biaya bisnis ini adalah opsional. Beberapa contohnya adalah biaya periklanan, pemberian bonus, donasi, subscriptions, biaya pelatihan, dsb.
Demikian penjelasan mengenai biaya bisnis serta beragam klasifikasinya dalam akuntansi. Buat kamu yang baru mengembangkan bisnis, mengenali ragam biaya untuk kebutuhan bisnis merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Dengan mengetahui ragam biaya bisnis, kamu bisa melakukan mengalokasikan modal ke pos-pos biaya yang dibutuhkan. Alhasil, bisnis yang kamu jalankan bisa berjalan dengan lancar tanpa ada kendala yang berarti
Pernah, nggak, kamu merasa mengurusi kesulitan mengurus berbagai transaksi bisnis karena terlalu banyak aplikasi yang harus digunakan? Nah, hal ini tidak perlu lagi kamu alami jika menggunakan Flip for Business.
Dengan Flip for Business, mengelola transaksi bisnis bisa kamu lakukan dengan cepat, aman, dan mudah hanya dalam satu platform. Kamu bisa melakukan transaksi bisnis ke lebih dari 20 ribu tujuan cukup dengan sekali klik serta melakukan transfer dana ke luar negeri dengan cepat! Keren, bukan?
Yuk, gunakan Flip for Business dan dapatkan banyak manfaatnya!
Bagikan