Bisnis | 24 Oktober 2023
Oleh : Sarah Silvia
Depresiasi merupakan salah satu jenis biaya dalam kegiatan operasional perusahaan. Biaya ini ada kaitannya dengan aset milik perusahaan dan harus dihitung pada setiap periode tutup buku. Untuk menghitungnya perlu metode atau rumus khusus. Nah, metode depresiasi tersebut akan kita bahas dalam ulasan berikut ini.
Sumber : Envato
Sebelum itu, mari simak dulu apa itu depresiasi. Secara umum, depresiasi merupakan biaya yang berasal dari penggunaan aset tetap milik perusahaan. Depresiasi bisa disebut juga sebagai penyusutan. Hal ini karena biaya tersebut timbul karena penyusutan atau penurunan manfaat dan kualitas aset tetap suatu perusahaan.
Sementara dari sudut pandang akuntansi, depresiasi bisa dijelaskan sebagai penyusutan yang bisa memengaruhi nilai aset tetap perusahaan. Hal ini juga dapat menyebabkan menurunnya harga jual suatu aset.
Depresiasi wajib dihitung dan masuk dalam laporan keuangan perusahaan pada setiap periodenya. Tujuannya adalah untuk:
Sumber : Envato
Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah karakteristik depresiasi:
Dalam menentukan depresiasi, ada sejumlah faktor yang perlu diperhatikan. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
Harga perolehan adalah harga di mana aset pertama kali dibeli. Harga ini menjadi tolok ukur dasar untuk melakukan perhitungan biaya penyusutan yang dilakukan setiap beberapa periode tertentu.
Nilai residu merupakan nilai akhir suatu aset yang sudah tidak bisa disusutkan lagi. Pada umumnya, setiap perusahaan memiliki tolok ukur berapa nilai residu yang dianggap ideal untuk suatu aset.
Sejumlah perusahaan umumnya memiliki perkiraan menganai kapan suatu aset akan terdepresiasi. Ada yang beberapa bulan saja, ada pula yang sampai bertahun-tahun tergantung kebijakan masing-masing perusahaan.
Proses atau pola pemakaian suatu aset bisa memengaruhi depresiasi aset tersebut. Semakin berat intensitas pemakaian aset, semakin cepat pula usia pemakaiannya habis.
Sumber : Envato
Nilai penyusutan suatu aset dapat dihitung menggunakan banyak metode depresiasi. Melansir dari berbagai sumber, berikut beberapa metode yang dimaksud.
Metode garis lurus merupakan cara menghitung nilai depresiasi aset berdasarkan fungsi waktu sebagai asumsinya. Bukan didasarkan pada fungsi pemakaian aset. Akibatnya, metode yang pertama ini dianggap memberikan hasil yang kurang akurat karena nilai akhir konsumsi aset sering kali sama pada setiap periode akuntansi.
Selanjutnya adalah metode beban menurun, yakni cara menghitung nilai penyusutan aset dengan menggunakan total penurunan saldo dan pendapatan per tahun sebagai tolok ukur. Alhasil, nilai beban penyusutan lebih besar pada periode awal dan menyusut pada periode berikutnya.
Metode aktivitas merupakan cara menghitung nilai penyusutan suatu aset berdasarkan pemanfaatan dari aset terkait. Dengan kata lain, metode depresiasi ini dihitung berdasarkan seberapa produktif aset milik perusahaan.
Metode depresiasi khusus adalah metode untuk mengetahui nilai depresiasi aset menggunakan metode milik akuntan perusahaan. Cara ini diterapkan untuk mengetahui manfaat dari terdepresiasinya nilai suatu aset.
Metode ini tidak membutuhkan rumus depresiasi melainkan metode campuran dan kelompok. Metode campuran diaplikasikan sesuai dengan akuntan. Sementara metode kelompok diterapkan untuk mengetahui aktiva homogen dan kemiripan fungsi.
Metode saldo menurun gandar merupakan cara untuk mengetahui depresiasi menggunakan tolok ukur nilai penyusutan garis lurus namun tidak memakai nilai reside. Selanjutnya hasil perhitungan dilipatgandakan. Metode perhitungan ini dapat digunakan untuk mengetahui depresiasi berdasarkan nilai buku aset pada setiap periode.
Metode yang terakhir adalah metode unit produksi. Metode ini digunakan untuk menghitung nilai penyusutan dengan merincikan perhitungan suatu aset menggunakan satuan berat (kg) dan waktu (jam)
Demikianlah ulasan mengenai depresiasi lengkap dengan metode perhitungannya. Bila disimpulkan, depresiasi adalah biaya yang muncul dari penggunaan aset tetap milik perusahaan. Biaya ini wajib dihitung dalam laporan keuangan perusahaan pada setiap periode. Tujuannya adalah untuk mendata perolehan laba, mengetahui harga awal aset, dan meminimalkan potensi kerugian.
Tak hanya depresiasi aset, transaksi bisnis lainnya juga harus diperhatikan. Agar perhitungannya dalam laporan keuangan semakin mudah dan akurat, Anda bisa memanfaatkan layanan Flip for Business dari Flip. Layanan ini memungkinkan Anda melakukan transaksi bisnis secara otomatis ke dan dari rekening domestik maupun internasional. Jadi, tunggu apa lagi, yuk, otomasi transaksi bisnis Anda sekarang dengan Flip for Business.
Bagikan