flip for business logoburger menu
mural
homeforward
Apa Itu Metode Depresiasi? Ini Definisi dan Cara Menghitungnya

Apa Itu Metode Depresiasi? Ini Definisi dan Cara Menghitungnya

Depresiasi merupakan salah satu jenis biaya dalam kegiatan operasional perusahaan. Biaya ini ada kaitannya dengan aset milik perusahaan dan harus dihitung pada setiap periode tutup buku. Untuk menghitungnya perlu metode atau rumus khusus. Nah, metode depresiasi tersebut akan kita bahas dalam ulasan berikut ini.

Pengertian Depresiasi

menghitung depresiasi asset.jpg

Sumber  : Envato

Sebelum itu, mari simak dulu apa itu depresiasi. Secara umum, depresiasi merupakan biaya yang berasal dari penggunaan aset tetap milik perusahaan. Depresiasi bisa disebut juga sebagai penyusutan. Hal ini karena biaya tersebut timbul karena penyusutan atau penurunan manfaat dan kualitas aset tetap suatu perusahaan.

Sementara dari sudut pandang akuntansi, depresiasi bisa dijelaskan sebagai penyusutan yang bisa memengaruhi nilai aset tetap perusahaan. Hal ini juga dapat menyebabkan menurunnya harga jual suatu aset.

Depresiasi wajib dihitung dan masuk dalam laporan keuangan perusahaan pada setiap periodenya. Tujuannya adalah untuk:

  • mengetahui perolehan keuntungan perusahaan
  • mengetahui harga saat aset pertama kali dibeli
  • meminimalkan potensi kerugiaan karena aset tidak bisa digunakan untuk produksi

Karakteristik Depresiasi

depresiasi asset.jpg

Sumber  : Envato

Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah karakteristik depresiasi:

  1. Bersifat permanen: Penurunan nilai aset terjadi secara terus-menerus dan bertahap sampai masa penggunaannya habis.
  2. Nilai aset tidak bisa kembali: Saat terjadi depresiasi, nilai aset yang menurun tidak akan bisa kembali seperti sediakala.
  3. Tidak memengaruhi nilai pasar aset: Meski tidak memengaruhi nilai pasar aset, penyusutan tetap bisa menurunkan nilai buku aset terkait. Alasannya karena harga jual aset ditentukan oleh nilai pasarnya.
  4. Termasuk pengalokasian biaya: Depresiasi juga bisa digolongkan sebagai proses pengalokasian anggaran. Tujuannya agar aset dapat dioperasikan secara efektif sesuai dengan panjang umurnya.
  5. Hanya berlaku untuk aset fisik: Metode penyusutan hanya berlaku untuk setiap aset tetap yang ada wujudnya. Contohnya seperti peralatan produksi, kantor, pabrik, dan gedung.

Faktor yang Memengaruhi Depresiasi

Dalam menentukan depresiasi, ada sejumlah faktor yang perlu diperhatikan. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Acquisition cost (harga perolehan)

Harga perolehan adalah harga di mana aset pertama kali dibeli. Harga ini menjadi tolok ukur dasar untuk melakukan perhitungan biaya penyusutan yang dilakukan setiap beberapa periode tertentu.

2. Salvage value (nilai residu)

Nilai residu merupakan nilai akhir suatu aset yang sudah tidak bisa disusutkan lagi. Pada umumnya, setiap perusahaan memiliki tolok ukur berapa nilai residu yang dianggap ideal untuk suatu aset.

3. Perkiraan masa manfaat

Sejumlah perusahaan umumnya memiliki perkiraan menganai kapan suatu aset akan terdepresiasi. Ada yang beberapa bulan saja, ada pula yang sampai bertahun-tahun tergantung kebijakan masing-masing perusahaan.

4. Proses pemakaian

Proses atau pola pemakaian suatu aset bisa memengaruhi depresiasi aset tersebut. Semakin berat intensitas pemakaian aset, semakin cepat pula usia pemakaiannya habis. 

Metode dan Cara Menghitung Depresiasi

214-3 Envato.jpg

Sumber  : Envato

Nilai penyusutan suatu aset dapat dihitung menggunakan banyak metode depresiasi. Melansir dari berbagai sumber, berikut beberapa metode yang dimaksud.

1. Metode garis lurus

Metode garis lurus merupakan cara menghitung nilai depresiasi aset berdasarkan fungsi waktu sebagai asumsinya. Bukan didasarkan pada fungsi pemakaian aset. Akibatnya, metode yang pertama ini dianggap memberikan hasil yang kurang akurat karena nilai akhir konsumsi aset sering kali sama pada setiap periode akuntansi.

  • Rumus metode garis lurus: Depresiasi = (Harga Pendapatan – Perkiraan Nilai Residu) : Masa Manfaat

2. Metode beban menurun

Selanjutnya adalah metode beban menurun, yakni cara menghitung nilai penyusutan aset dengan menggunakan total penurunan saldo dan pendapatan per tahun sebagai tolok ukur. Alhasil, nilai beban penyusutan lebih besar pada periode awal dan menyusut pada periode berikutnya.

  • Rumus metode beban menurun: Depresiasi = Harga Beli Aset x Jumlah Penyusutan

3. Metode aktivitas

Metode aktivitas merupakan cara menghitung nilai penyusutan suatu aset berdasarkan pemanfaatan dari aset terkait. Dengan kata lain, metode depresiasi ini dihitung berdasarkan seberapa produktif aset milik perusahaan.

  • Rumus metode aktivitas: Nilai depresiasi = [(Biaya Perolehan – Perkiraan Nilai Reside) x Perkiraan Masa Penggunaan] : Usia Produktif Aset

4. Metode khusus

Metode depresiasi khusus adalah metode untuk mengetahui nilai depresiasi aset menggunakan metode milik akuntan perusahaan. Cara ini diterapkan untuk mengetahui manfaat dari terdepresiasinya nilai suatu aset.

Metode ini tidak membutuhkan rumus depresiasi melainkan metode campuran dan kelompok. Metode campuran diaplikasikan sesuai dengan akuntan. Sementara metode kelompok diterapkan untuk mengetahui aktiva homogen dan kemiripan fungsi.

5. Metode saldo menurun ganda

Metode saldo menurun gandar merupakan cara untuk mengetahui depresiasi menggunakan tolok ukur nilai penyusutan garis lurus namun tidak memakai nilai reside. Selanjutnya hasil perhitungan dilipatgandakan. Metode perhitungan ini dapat digunakan untuk mengetahui depresiasi berdasarkan nilai buku aset pada setiap periode.

  • Rumus metode saldo menurun ganda: Depresiasi = (Harga Perolehan : Masa Manfaat) x 2

6. Metode unit produksi

Metode yang terakhir adalah metode unit produksi. Metode ini digunakan untuk menghitung nilai penyusutan dengan merincikan perhitungan suatu aset menggunakan satuan berat (kg) dan waktu (jam)

  • Rumus metode unit produksi: Depresiasi = (Total Harga Pendapatan – Nilai Residu) x (Pemanfaatan Aset : Perkiraan Usia)

Demikianlah ulasan mengenai depresiasi lengkap dengan metode perhitungannya. Bila disimpulkan, depresiasi adalah biaya yang muncul dari penggunaan aset tetap milik perusahaan. Biaya ini wajib dihitung dalam laporan keuangan perusahaan pada setiap periode. Tujuannya adalah untuk mendata perolehan laba, mengetahui harga awal aset, dan meminimalkan potensi kerugian.

Tak hanya depresiasi aset, transaksi bisnis lainnya juga harus diperhatikan. Agar perhitungannya dalam laporan keuangan semakin mudah dan akurat, Anda bisa memanfaatkan layanan Flip for Business dari Flip. Layanan ini memungkinkan Anda melakukan transaksi bisnis secara otomatis ke dan dari rekening domestik maupun internasional. Jadi, tunggu apa lagi, yuk, otomasi transaksi bisnis Anda sekarang dengan Flip for Business.

cta_banner_for_b2b_blog_banner_it.png

Bagikan

Lainnya

Etika Bisnis: Pengertian, Jenis, Contoh dan Alasan Kenapa Etika Bisnis Itu Penting
Etika Bisnis: Pengertian, Jenis, Contoh dan Alasan Kenapa Etika Bisnis Itu Penting
6 Manfaat Menggunakan E-Wallet untuk Bisnis
6 Manfaat Menggunakan E-Wallet untuk Bisnis
E-Wallet: Metode Pembayaran Bisnis yang Kian Diminati
E-Wallet: Metode Pembayaran Bisnis yang Kian Diminati
Perkembangan Sistem Pembayaran di Indonesia, Dari Masa Kemerdekaan sampai Era Digital
Perkembangan Sistem Pembayaran di Indonesia, Dari Masa Kemerdekaan sampai Era Digital
7 Strategi untuk Meningkatkan Efisiensi Transaksi Bisnis Ritel
7 Strategi untuk Meningkatkan Efisiensi Transaksi Bisnis Ritel

Kategori

flip logo

Pesona Khayangan Blok CK No. 50

Jl. Margonda Raya, Depok

Jawa Barat, Indonesia

Layanan Sales

Senin-Jumat

(kecuali hari libur nasional)

08.00-17.00 WIB

Layanan Bantuan

Setiap hari (24 jam)

Temukan Kami Di

Tentang Flip

Buat AkunBisnisBantuanSyarat & KetentuanKebijakan PrivasiTimKarirBlog

Hubungi Kami

Bisnis & Kerja Sama

+62 813-8760-6852

Email

[email protected]

Flip adalah perusahaan transfer dana yang telah terlisensi oleh Bank Indonesia dengan nomor izin 18/196/DKSP/68

© 2022 PT. Fliptech Lentera Inspirasi Pertiwi