Keuangan | 3 Oktober 2021
Oleh : Anonim
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah sebutan bagi mereka yang bekerja sebagai pegawai pemerintah. Pada umumnya, PNS bekerja sebagai perencana dan pelaksana di sebuah instansi pemerintahan. Gaji PNS berasal dari negara. Seperti karyawan swasta, PNS menerima gaji bulanan dengan besaran yang berbeda-beda sesuai dengan golongannya.
Banyak orang berharap bisa menjadi seorang PNS karena pekerjaan ini bersifat tetap hingga batas usia pensiun. Gaji yang diterima cukup memadai, khususnya jika mencapai golongan tinggi dengan masa kerja lebih lama. Selain gaji pokok, PNS pun menerima tunjangan kinerja yang diatur oleh masing-masing lembaga.
Baca juga: 6 Cara Menabung yang Efektif untuk Anak Muda Usia 20-an
Daftar Isi
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2019 yang berlaku sejak 1 Januari 2019, gaji PNS berdasarkan golongan ada dalam rentang Rp1.560.800 hingga Rp5.901.200. Gaji golongan I yaitu PNS yang mendaftar dengan ijazah SD dan SMP tentu berbeda dengan gaji PNS lulusan S1. Namun, makin panjang masa kerja, PNS bisa mendapatkan kenaikan golongan yang berarti kenaikan gaji.
Faktor yang membuat penghasilan setiap PNS berbeda-beda adalah tunjangan yang diterima. Tunjangan kinerja PNS yang bekerja di lingkungan kementerian pasti berbeda dengan mereka yang menjadi guru PNS. Selain itu, pemberian tunjangan biasanya tak lepas dari capaian kinerja individu, organisasi, atau penilaian lain.
Apakah gaji PNS yang diterima terbilang besar atau kecil? Hal ini bersifat relatif dan tidak bisa dilepaskan dari cara pengelolaan pemasukan. Kuncinya adalah mengatur keuangan dengan baik sesuai penghasilan yang diterima.
Nah, bagi kamu yang berprofesi sebagai PNS dan menerima gaji setiap bulan secara rutin, cobalah terapkan beberapa tips berikut agar kebutuhan bulanan tetap terpenuhi.
Kamu perlu mengetahui dengan tepat besar gaji yang diterima setiap bulan. Sebagian orang mungkin tidak terlalu telaten mengeceknya karena gaji langsung masuk ke rekening atau telah dikurangi dengan berbagai potongan. Padahal, pengelolaan gaji yang efektif dimulai dari langkah awal ini.
Jumlah gaji yang benar-benar diterima biasanya berbeda dengan jumlah gaji yang tercatat. Hal ini bisa disebabkan oleh pengurangan atau penambahan. Gaji bisa berkurang karena terkena potongan, baik yang bersifat tetap atau dalam waktu tertentu. Sebaliknya, gaji bertambah sesuai dengan peningkatan tunjangan kinerja.
Langkah selanjutnya adalah membuat rencana anggaran pengeluaran bulanan. Bagi setiap orang, persentase pengeluaran di tiap pos bisa berbeda-beda tergantung kebutuhan. Di sisi lain, kondisi seseorang juga dapat berpengaruh terhadap pengeluarannya. Sebagai contoh, pengeluaran lajang tentu berbeda dengan pengeluaran keluarga yang memiliki dua anak.
Pada langkah ini, kamu terlebih dahulu perlu memahami jenis kebutuhan. Ada yang bersifat kebutuhan utama dan wajib dibayar, ada pula yang hanya berupa pendukung. Jika kebutuhan utama tidak dipenuhi, hidup akan mengalami masalah. Sebaliknya, kebutuhan lainnya bisa diadakan atau bisa juga tidak.
Ada beberapa rumus yang dinilai efektif digunakan untuk mengelola keuangan. Rumus yang cukup populer saat ini adalah formula 50-30-20. Berdasarkan formula tersebut, pengeluaran dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kebutuhan, keinginan, dan tabungan.
Contoh kebutuhan sangat beragam, mulai dari membeli kebutuhan pokok di dapur, membayar listrik, membayar biaya sekolah, membayar biaya transportasi ke tempat kerja, dan sebagainya. Dalam kategori ini juga ada cicilan utang, asuransi, dan biaya sewa rumah.
Kategori keinginan atau lifestyle adalah pengeluaran untuk bersenang-senang. Contoh pengeluaran tersebut adalah makan di luar, biaya melakukan rekreasi, membeli benda untuk hobi, dan masih banyak lagi. Jumlah ideal yang dikeluarkan untuk pos tersebut adalah sekitar 30% dari penghasilan.
Terakhir, ada yang disebut kategori tabungan. Setiap orang atau keluarga perlu memiliki tabungan sebagai upaya berjaga-jaga apabila ada kebutuhan mendadak. Jumlah tabungan harus disisihkan sebanyak 20% dari pemasukan.
Berdasarkan pengaturan tersebut, perhatikan contoh perhitungan pengeluaran berikut ini:
Rani adalah seorang PNS. Ia belum berkeluarga dan tidak memiliki tanggungan. Setiap bulan, ia menerima gaji pokok ditambah tunjangan sebesar Rp3.000.000. Penghasilan tersebut dikelolanya berdasarkan rumus 50-30-20. Jadi, Rani memiliki bujet sebesar Rp1.500.000 untuk membayar kebutuhan, Rp900.000 untuk membayar keinginan, dan sisanya untuk ditabung.
Pada kondisi tertentu, pengeluaran dalam kategori kebutuhan biasanya tidak terlalu banyak berubah. Hal yang perlu diwaspadai adalah kategori keinginan atau lifestyle. Sering kali, pos pengeluaran membengkak dan akhirnya mengambil pos tabungan, bahkan kebutuhan. Contoh dalam kasus Rani, biaya untuk rekreasi ternyata lebih dari Rp900.000 per bulan sehingga ia pun harus menguras tabungan untuk memenuhinya.
Menerapkan rumus tertentu untuk mengelola gaji PNS akan membantu kamu berada pada jalur yang benar. Jika keluar dari perhitungan yang ditetapkan, kamu perlu melakukan evaluasi. Apabila dibiarkan berlarut-larut, pelanggaran tersebut bisa mengakibatkan masalah pada pengelolaan keuangan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Evaluasi sederhana tersebut mencakup pada apakah jumlah pengeluaran tidak melewati batasan yang telah disepakati? Kamu juga perlu mengevaluasi jenis-jenis pengeluaran yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Pola atau cara mengeluarkan uang juga berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan, misalnya terlalu sering berbelanja secara mendadak tanpa rencana.
Mengecek biaya-biaya lain yang sebenarnya bisa dihemat juga sangat perlu. Salah satunya, biaya yang dikeluarkan ketika akan transfer antara dua bank yang berbeda. Untuk melakukan ini, ada biaya layanan yang dikenakan pada pengguna sebesar Rp6.500. Apabila kamu melakukan transaksi beberapa kali dalam sebulan, jumlahnya lumayan besar.
Solusinya, kamu bisa menggunakan aplikasi Flip ketika akan melakukan transfer ke bank yang berbeda. Dengan aplikasi ini, kamu bisa lebih menghemat pengeluaran karena transfer antarbank jadi lebih hemat. Untuk menggunakan layanan Flip sangat mudah. Kamu hanya perlu mengunduhnya dari Google Play Store atau App Store dan memasangnya di smartphone.
Baca juga: Kenalan dengan Cara Mengatur Keuangan 50 30 20
Jadi, inilah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk mengelola gaji PNS. Berapa pun nominalnya jika tidak diatur dengan cermat bisa saja terasa kurang. Sebaliknya, dengan pengelolaan yang tepat, kebutuhan bulanan pasti tercukupi.
Bagikan