Learning | 15 Agustus 2022
Oleh : Aditya R
Investasi adalah hal yang asing bagi sebagian orang. Pasalnya, banyak mitos yang beredar seputar investasi sehingga orang takut untuk terjun langsung. Padahal, investasi adalah salah satu cara membantu ekonomi stabil. Membahas soal investasi, ada banyak jenis investasi yang perlu kamu pahami, salah satunya reksadana. Namun, tenang saja, investasi reksadana untuk pemula terbilang mudah.
Bagi kamu yang ingin tahu bagaimana cara investasi reksadana, ada beberapa hal yang wajib dipahami agar tidak bingung. Sebab, bagi pemula, seluk beluk reksadana masih terdengar asing dan menjadi hal yang membingungkan. Untuk lebih jelasnya, berikut cara investasi reksadana untuk pemula!
Baca juga: Keuntungan Investasi Tanah, Besar Mana dengan Investasi Rumah?
Sumber: Pexels
Saat hendak memulai berinvestasi, khususnya reksadana, hal yang penting diketahui adalah tujuan kamu berinvestasi. Tujuan ini meliputi untuk apa kamu mengikuti reksadana, misalnya untuk menabung dana darurat atau membeli laptop baru. Dari sini, kamu bisa tahu jumlah investasi yang harus dikumpulkan dan dalam jangka waktu berapa lama.
Nah, setelah menentukan tujuan, saatnya mengetahui cara kerja investasi reksadana untuk pemula. Cara investasi reksadana sendiri ialah dengan menyebar atau menanamkan uang di banyak instrumen investasi, mulai dari deposito, obligasi, hingga saham. Hal ini tentu menjadi keuntungan karena jika nilai instrumen di tempat A turun, hal itu tidak akan memengaruhi nilai instrumen tempat lainnya.
Setidaknya, ada empat jenis reksadana yang bisa kamu pilih, di antaranya berikut ini:
Reksadana jenis ini menempatkan semua modal atau uang di obligasi, deposito, dan Sertifikat Bank Indonesia. Nantinya, jatuh tempo untuk jenis reksadana ini ialah satu tahun. Risiko reksadana pasar uang terbilang kecil, namun keuntungannya juga tidak terlalu besar.
Pada reksadana jenis ini, investor akan menempatkan modal atau uangnya pada instrumen yang memberikan pendapatan tetap seperti surat utang.
Jika memilih reksadana campuran, uang kamu akan dialokasikan pada beberapa instrumen campuran seperti surat utang, saham, maupun pasar uang.
Terakhir ialah reksadana saham yang, sesuai namanya, akan menempatkan uang kamu pada aset saham saja.
Sumber: Pexels
Dalam menjalankan cara investasi reksadana, langkah selanjutnya yang harus dipahami ialah lama waktu dari investasi. Kamu harus menentukan lama waktu investasi, apakah untuk jangka panjang atau jangka pendek.
Tenang saja, ada beberapa hal yang bisa kamu ikuti dalam menentukan lama waktu investasi ini, yaitu:
- Pastikan sesuai dengan keadaan atau kebutuhan masa depanmu.
- Tentukan apakah modal bisa diambil sewaktu-waktu atau dibiarkan mengendap lama.
- Lihat jenis reksadana yang akan dipakai, baru sesuaikan waktunya agar keuntungan pun lebih optimal.
- Tentukan akan melakukan investasi rutin atau hanya satu kali namun dengan nilai yang banyak.
Banyaknya kasus penipuan membuat kamu wajib berhati-hati. Itulah kenapa dalam tips investasi reksadana untuk pemula ini, salah satu hal yang harus kamu pastikan adalah reksadana yang dipilih sudah mendapat izin OJK. Dengan begitu, setiap transaksi yang berjalan pun sudah diawasi dan memenuhi aturan yang berlaku di Indonesia.
Terakhir, pahami berbagai istilah yang digunakan dalam reksadana agar kamu tidak bingung dalam menentukan atau menjalankan instrumennya. Ada beberapa istilah yang wajib kamu pahami, seperti NAB, UP, NAB/UP, Subscription, Redemption, Prospektus, Manajer Inestasi, Bank Kustodian, Portofolio Efek, Transaksi Disbursement, Transaksi Switching, dan KIK atau kontrak investasi kolektif. Nah, aplikasi dari istilah-istilah ini sendiri bisa terlihat dari contoh penghitungan reksadana berikut.
Seseorang memiliki uang Rp500.000, kemudian akan membeli reksadana dengan nilai NAB per UP 1.000.
Maka dengan modal itu, ia akan dapat Rp500.000/1000 = 500 UP. Lalu, NAB per UP tersebut mengalami kenaikan setelah berjalan 5 bulan menjadi 1.500.
Maka, saat hendak menjual seluruh Unit Penyertaannya atau UP, ia akan untung karena NAB per UP naik, di mana perhitungannya:
- 1.500 (perubahan UP) x 500 (nilai NAB dari UP awal) = Rp750.000 (hasil dari perubahan UP)
- Rp750.000 (hasil dari perubahan UP) x Rp500.000 (modal) = Plus (+) Rp250.000
Baca juga: Kenali Investasi Syariah, Investasi yang Halal dan Cuan!
Itu tadi beberapa cara investasi reksadana yang bisa dijadikan acuan bagi para pemula. Dengan memahaminya, kamu tidak perlu takut lagi soal investasi bodong yang kini banyak terjadi. Asal memperhatikan setiap detail, investasimu tentu bisa berjalan baik. Salah satu caranya dengan memakai platform reksadana yang kini memungkinkanmu untuk investasi menggunakan saldo e-wallet. Karenanya, pastikan saldo e-wallet kamu masih cukup dengan top-up dari rekening menggunakan Flip!
Bagikan