Learning | 6 Desember 2023
Oleh : Rizqi Akbar
Zakat merupakan salah satu kewajiban bernilai tinggi bagi umat Muslim, jadi melakukannya juga tidak bisa sembarangan. Karena kamu mengeluarkan harta dalam jumlah tertentu untuk beramal, orang yang berhak menerima zakat pun dipilih berdasarkan kategori khusus.
Para penerima zakat terdiri dari delapan golongan. Ketentuannya tercantum di dalam Al Qur’an Surat At-Taubah ayat 60. Inilah penjelasan terkait delapan golongan tersebut.
Baca Juga: Serba-Serbi Zakat Penghasilan
Fakir termasuk golongan pertama orang yang berhak menerima zakat karena mereka tidak memiliki harta apapun. Mereka juga tidak memiliki penghasilan karena sebab tertentu sehingga kesulitan untuk memenuhi bahkan kebutuhan dasar.
Karena zakat bersifat wajib dan rutin, kelompok fakir tentunya sangat terbantu dengan sumbangan dari umat Muslim.
Kamu mungkin sering mendengar kata “fakir” dan “miskin” disebut bersama-sama, tetapi mereka sebenarnya berbeda. Jika “fakir” berarti orang yang tidak memiliki harta maupun sumber penghasilan, “miskin” berarti masih memiliki pemasukan tetapi tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Karena masih memiliki harta, zakat untuk kaum miskin biasanya diperhitungkan secara khusus. Hal ini membedakan kaum miskin dari fakir walau sama-sama merupakan penerima zakat.
Amil zakat ternyata juga salah satu orang yang berhak menerima zakat. Hal ini karena amil berjasa mengelola pengaturan dan pemberian zakat. Tugas tersebut cukup berat karena memiliki beban amanah sehingga amil pun berhak mendapat bagian dari pemberian zakat.
Perbedaannya dengan penerima lain? Jika kaum seperti para fakir dan miskin mendapat bagian zakat sebagai dana sosial, amil mendapatkannya sebagai upah karena telah menjalankan berbagai tugas terkait zakat.
Mengapa orang mualaf atau yang baru masuk Islam berhak mendapat zakat? Bukankah tidak semuanya merupakan kaum fakir atau miskin?
Jawabannya: pemberian zakat terhadap kaum mualaf merupakan bentuk solidaritas terhadap sesama Muslim, terutama yang masih baru memeluk Islam. Seorang mualaf dipandang sebagai sosok yang membutuhkan banyak bantuan dan dukungan, terutama pada masa-masa awal dalam memeluk keimanannya.
Pemberian zakat adalah bentuk dukungan terhadap mualaf yang mungkin masih bimbang, cemas, atau kurang yakin terhadap jalan barunya. Dengan zakat, mualaf diharapkan memahami makna dari salah satu inti agama Islam.
Musafir adalah orang yang melakukan perjalanan jauh. Mereka berhak mendapat jatah zakat untuk menanggulangi hal-hal seperti kehabisan bekal di perjalanan. Akan tetapi, tidak semua musafir berhak mendapat jatah zakat; itulah sebabnya ada istilah Ibnu Sabil untuk menegaskan makna musafir penerima zakat.
Ibnu Sabil merupakan sebutan untuk orang yang melakukan perjalanan jauh demi tujuan baik. Jadi, musafir yang berhak menerima zakat adalah Ibnu Sabil, bukan musafir yang bepergian untuk berbuat maksiat.
Perjalanan dengan tujuan baik ini bisa beragam, mulai dari mendidik anak-anak di wilayah terpencil hingga menjenguk orang sakit.
Membayar utang adalah kewajiban setiap Muslim, tetapi ada kalanya situasi seseorang begitu rumit sehingga mereka tidak mampu membayar utang. Itulah sebabnya gharimin menjadi salah satu orang yang berhak menerima zakat. Karena mereka tidak bisa lagi membayar utang, mereka berhak mendapat jatah zakat.
Amil zakat harus benar-benar menyeleksi para gharimin. Jika kondisi mereka memang buruk dan tidak lagi memiliki harta atau kesanggupan membayar utang, barulah zakat diberikan.
Fi Sabilillah adalah orang yang memperjuangkan sesuatu di jalan Allah. Kaum ini sedikit berbeda dari musafir/Ibnu Sabil karena penekanannya adalah kegiatan apa saja selama berada di jalan Allah, sedangkan Ibnu Sabil penekanannya adalah pada perjalanan jauhnya.
Sebagai pejuang di jalan Allah, Fi Sabilillah tentu berhak mendapatkan zakat. Kegiatan yang dimaksud pun beragam, mulai dari mengajar hingga menjadi sukarelawan.
Riqab merupakan istilah yang muncul pada masa di mana perdagangan budak masih sangat umum. Zakat digunakan untuk membayar sang pemilik agar bersedia memerdekakan sang budak. Zakat dulunya juga disediakan untuk orang yang membantu membebaskan budak.
Foto: bmh.or.id
Pihak penerima zakat dari berbagai golongan tentunya mendapat keuntungan dari pemberian zakat. Akan tetapi bagaimana denganmu yang memberikan zakat? Manfaat apa yang bisa kamu ambil?
Dalam Islam, zakat merupakan salah satu pendistribusian harta serta bentuk kontrol sosial terhadap masyarakat kurang beruntung. Dengan membayar zakat, kamu telah membantu menolong orang-orang yang membutuhkan dukungan finansial.
Zakat juga dianggap sebagai “pembersih” harta karena di dalam hartamu ada hak-hak orang lain. Itulah sebabnya zakat dianggap sebagai salah satu pilar agama Islam. Pemberian zakat merupakan kegiatan penting yang mendukung serta memperkuat solidaritas umat Islam.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Cara Bayar Zakat Penghasilan Yang Benar
Mengetahui daftar orang yang berhak menerima zakat penting agar hartamu diterima kaum yang tepat. Gunakan Flip agar pembayaran zakat semakin mudah. Cukup dengan mengakses menu Zakat dan Sedekah di aplikasi Flip, kamu bisa membayar zakat dan menunaikan kewajiban sebagai umat Islam. Unduh Flip sekarang untuk kemudahan membayar zakat dan bersedekah!
Bagikan