Menilik Ekonomi Syariah di Indonesia dari Masa ke Masa

Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia makin meningkat dari waktu ke waktu. Terlihat dari makin banyaknya perusahaan berbasis syariah yang muncul saat ini. Untuk itu, mari menilik kembali jejak perjalanan perekonomian berbasis syariat Islam di Indonesia. Yuk disimak!

Prinsip Ekonomi Syariah

Pada prinsipnya, ekonomi syariah adalah menjalankan berbagai aktivitas ekonomi dengan senantiasa memperhatikan aturan syariat Islam terkait aktivitas tersebut. Sebabnya, sebagai ajaran pamungkas, Islam telah mengatur segala hal yang bermanfaat untuk kehidupan di dunia dan di akhirat. Apabila aturan-aturan tersebut dilaksanakan dengan baik, akan tercipta kehidupan yang sejahtera dan penuh berkah. Setiap lapisan masyarakat akan memperoleh perhatian sesuai dengan porsinya.

Dengan menerapkan prinsip ekonomi syariah, diharapkan terwujudlah pemerataan kesejahteraan masyarakat. Sifat empati dan gemar menolong menjadi karakter utama masyarakat, setiap lapisan masyarakat pun dapat berkontribusi sesuai perannya masing-masing. Berikut ini merupakan beberapa contoh ekonomi syariah yang dipraktikkan di masyarakat:

1. Masyarakat yang memiliki simpanan besar hingga mencapai nilai nishab dan haul mengeluarkan zakat hartanya, lalu dibagikan kepada fakir miskin atau golongan yang termasuk ke dalam 8 asnaf penerima zakat.
2. Masyarakat yang belum diwajibkan untuk berzakat tetap berupaya mengeluarkan infaq dan sedekah semampunya.
3. Para penanggung nafkah melakukan berbagai pekerjaan yang halal untuk memenuhi kebutuhan dan merasa malu untuk meminta-minta.
4. Menolong orang yang membutuhkan dana dengan pinjaman tanpa denda maupun bunga.
5. Membeli emas secara tatap muka dengan penjual dan membayar langsung lunas.
6. Menukarkan mata uang sejenis dengan total nilai yang sama.
7. Menukarkan dua jenis barang yang berbeda dengan nilai yang telah disepakati pihak-pihak yang menukarkan barang.
8. Melakukan kerja sama secara musyarakah ataupun mudharabah dengan pemilik modal sebagai alternatif solusi pendanaan tanpa utang ataupun riba.
9. Melakukan transaksi cicilan pembelian rumah langsung antara penjual dengan pembeli tanpa memanfaatkan bantuan cicilan dari bank. 
10. Mencukupkan produksi dan konsumsi hanya pada produk-produk halal yang diperjualbelikan secara halal pula.

Masih banyak contoh lain dari praktik penerapan ekonomi syariah di Indonesia. Kiranya, beberapa contoh di atas dapat memberikan sedikit gambaran dari aktivitas ekonomi di masyarakat yang telah sesuai dengan syariat Islam.

          Baca Juga : Mau Memulai Deposito Syariah? Pelajari Lebih Lanjut di Sini!

Terus Berkembang, Ekonomi Syariah di Indonesia

Dari prinsip dan berbagai contoh ekonomi syariah yang dijelaskan di atas, dapat terlihat bahwa sejatinya ekonomi syariah bukanlah sesuatu yang baru. Ekonomi syariah merupakan praktik ketaatan kaum muslimin terhadap syariat tentang berbagai aktivitas ekonomi. Oleh karena itu, praktik ini sejatinya telah dijalankan oleh seluruh muslim di seluruh dunia yang bersungguh-sungguh menjalankan agamanya. Bukan hanya kaum muslimin masa kini, tetapi kaum muslimin sejak zaman Rasulullah shallallahu álaihi wa sallam.

Hanya saja, telah tergaris bahwa agama ini datang dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing bagi masyarakat. Alhasil, praktik ekonomi yang sejatinya telah mengakar lama ini seolah menjadi hal baru dengan diperkenalkannya istilah ekonomi syariah.

Dalam lingkup negara, praktik ekonomi berbasis syariah di Indonesia juga menyentuh sektor-sektor perkantoran dan lembaga. Perusahaan maupun institusi konvensional yang akhirnya diketahui mengandung hal-hal terlarang menurut syariat mulai berbenah. Mereka pun mendirikan badan-badan yang diklaim lebih sesuai dengan syariat. Meski kesesuaiannya tetap perlu ditelaah dengan teliti, animo masyarakat menunjukkan antusiasme mereka untuk lebih memilih layanan yang sesuai syariat. 

Beberapa poin di bawah ini mengingatkan kembali titik-titik capaian ekonomi syariah di Indonesia di lingkup lembaga ataupun usaha:

1. Desember 1983: dikeluarkan kebijakan kredit dari bank dengan bunga 0%
2. 1991: Bank Muamalat Indonesia (BMI) lahir sebagai pilihan bank yang dijalankan dengan memperhatikan kaidah syariat Islam
3. 1997: Majelis Ulama Indonesia (MUI) membentuk Dewan Syariah Nasional (DSN) untuk mewujudkan aspirasi umat Islam dalam masalah perekonomian agar selaras dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan oleh syariat Islam
4. 1998: Bank-bank konvensional mulai menerapkan dual banking system, yaitu menyediakan layanan bank syariah di samping tetap menjalankan bisnis bank konvensional
5. 2008: Produk-produk bank dan ekonomi syariah diakui oleh negara dan memperoleh payung hukum
6. 2014: Pemerintah menguatkan regulasi tentang Jaminan Produk Halal (JPH)
7. 2015: Aplikasi Flip lahir sebagai solusi transfer gratis untuk aktivitas pindah dana antarbank
8. 2020: Keputusan Menteri tentang pembentukan Kawasan Industri Halal Indonesia
9. Januari 2021: Peresmian Brand Ekonomi Syariah (BES) untuk menyatukan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia
10. Februari 2021: BNI Syariah, BRI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri melakukan merger sehingga menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI)

          Baca Juga : Hati-Hati Riba Qardhi dalam Utang-Piutang!

Setelah melihat perkembangan ekonomi syariah di Indonesia, akankah pertumbuhan ini menjadi sendi utama roda perekonomian Indonesia ataukah hanya menjadi tren sesaat? Nah, jika kamu butuh platform transfer uang yang amanah, Flip bisa menjadi pilihan yang tepat. Sejak kehadirannya pada tahun 2015, aplikasi Flip telah berkembang pesat hingga sekarang. Terbukti, hingga tahun 2022, Flip telah membantu 12 juta pengguna personal serta 800 perusahaan di Indonesia. Produk-produk Flip pun makin bervariasi. 

Melalui Flip, kamu tidak hanya bisa melakukan transfer gratis antarbank ataupun membeli pulsa. Kini, aplikasi ini juga bisa digunakan untuk berinvestasi bahkan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekahmu. Belum punya aplikasinya? Flip dapat diunduh di ponsel Android maupun iOS.