Keuangan | 3 Juli 2023
Oleh : Ruth Tambunan
Di tengah masyarakat yang saat ini sadar investasi syariah, beragam instrumen investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Salah satu jenis investasi yang mendominasi pasar karena prospeknya yang menguntungkan adalah reksadana syariah.
Reksadana ini ternyata juga memiliki banyak jenis, loh. Mau tahu apa saja? Langsung saja cari tahu jawabannya di sini!
Baca juga: Reksadana Syariah, Investasi yang Halal dan Bikin Untung!
Sumber : Antara News
Buat kamu yang memiliki profil investasi konservatif alias pemula dan membutuhkan likuiditas tinggi, jenis reksadana syariah ini akan sangat cocok untukmu. Lah, kok bisa? Sebab, reksadana pasar uang punya risiko kerugian yang paling minim dibandingkan dengan produk reksadana lainnya, seperti reksadana saham atau reksadana obligasi.
Meskipun begitu, tingkat pengembaliannya justru lebih tinggi daripada tingkat suku bunga deposito bank. Menariknya lagi, jangka waktu investasinya cukup singkat, yakni tidak lebih dari satu tahun, sehingga cocok banget buat kamu yang punya tujuan investasi jangka pendek.
Akibatnya, reksadana ini kurang cocok untuk investasi jangka panjang, ya. Selain itu, reksadana pasar uang juga lebih rentan terkena perubahan suku bunga yang fluktuatif.
Jenis reksadana syariah lainnya yang memiliki risiko rendah adalah reksadana pendapatan tetap. Perbedaannya dengan jenis reksadana sebelumnya adalah tingkat risikonya yang sedikit lebih tinggi, tetapi tingkat pengembaliannya juga lebih tinggi.
Sebab, produk reksadana ini menginvestasikan kurang lebih 80% dana kelolaannya pada SBN Syariah dan obligasi. Untuk jangka waktunya, reksadana pendapatan tetap juga lebih lama dari reksadana pasar uang, yakni antara 1 – 3 tahun.
Ini adalah jenis reksadana yang menginvestasikan dana kamu pada berbagai surat utang syariah dan efek utang syariah, termasuk saham, obligasi, dan instrumen pasar uang. Oleh sebab itu, risiko investasinya pun lebih tinggi daripada jenis-jenis reksadana syariah sebelumnya.
Melansir dari laman OJK, nilai maksimal investasi pada ketiga aset investasi tadi tidak boleh melebihi 79%. Jika kamu adalah tipe investor moderat, reksadana ini akan cocok denganmu.
Buat kamu yang ingin memperoleh tingkat pengembalian atau keuntungan yang lebih tinggi dari tiga jenis reksadana di atas, kamu bisa pilih berinvestasi di reksadana saham. Jika ingin berinvestasi di sini, dana kamu yang akan dikelola oleh Manajer Investasi (MI) adalah minimal 80% dari Nilai Aktiva Bersih (NAB).
Dengan berinvestasi di reksadana saham, maka kamu juga sekaligus menginvestasikan dana kamu pada DES atau Daftar Efek Syariah. Dari situlah, keuntungan yang akan kamu dapatkan akan jadi berlipat ganda. Namun, bersama keuntungannya yang besar, tingkat risiko dari produk investasi ini juga relatif lebih tinggi.
Harga saham dapat mengalami fluktuasi yang signifikan karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi pasar, kinerja perusahaan, kondisi ekonomi, dan faktor-faktor global. Jadi, kamu harus siap untuk menghadapi fluktuasi nilai investasi yang mungkin terjadi.
Ini adalah adalah jenis reksadana yang memiliki tujuan untuk mencerminkan kinerja suatu indeks pasar, seperti indeks pada obligasi atau saham tertentu. Beberapa jenis indeks saham yang bisa kamu jadikan acuan adalah IDX30, SRI-KEHATI, serta LQ45.
Jenis reksadana syariah ini berupaya meniru atau melacak pergerakan indeks pasar dengan cara menginvestasikan dana investor dalam saham-saham yang termasuk dalam indeks tersebut.Untuk tingkat risikonya pun hampir sama tingginya dengan reksadana saham karena instrumen investasi yang digunakan adalah berupa saham atau obligasi.
Reksadana Exchange-Traded Fund (ETF) adalah jenis reksadana yang diperdagangkan di bursa efek. Cara kerjanya adalah MI mengelola dana dari investor, lalu menginvestasikannya ke portofolio aset yang terdiri dari efek ekuitas berprinsip syariah. Jenis reksadana ini belakangan sangat populer karena harganya terjangkau, tapi menguntungkan.
Seperti namanya, jenis reksadana ini menerapkan banyak batasan bagi investor yang hendak membelinya. Batasan-batasan tersebut meliputi cara penawaran, pihak yang ditawarkan, hingga batasan pada nilai yang boleh diinvestasikan. Itu karena RDPT hanya diperuntukkan bagi investor yang sudah punya modal dan skill investasi yang mumpuni.
Ini merupakan jenis reksadana syariah yang mengharuskan investor untuk melakukan investasi minimal 51% dari NAB pada produk investasi berbasis syariah. Jadi, porsi investasi untuk efek dalam negeri hanya sebesar 49%. Namun, dengan berinvestasi di reksadana ini, kamu akan mendapatkan eksposur investasi dari pasar global.
Buat kamu yang ingin berinvestasi pada obligasi berbasis syariah, reksadana berbasis sukuk mungkin bisa jadi pilihan yang tepat. Saat ini, sukuk menjadi salah satu produk investasi syariah yang banyak diperebutkan oleh bank, asuransi, maupun reksadana syariah.
Tak heran jika reksadana ini menjadi pilihan banyak orang untuk membangun portofolio investasi syariah.
Jenis reksadana syariah yang paling aman dibandingkan semua jenis reksadana di atas adalah reksadana terproteksi. Sebab, pokok investasi kamu akan dilindungi 100% pada saat tiba jatuh tempo. Kamu juga bisa mencairkan pokok investasi sebelum jatuh tempo, tapi jaminan proteksi akan hilang.
Baca juga: Melihat Keuntungan Reksadana Syariah Lebih Dalam
Itulah beberapa jenis reksadana syariah yang bisa kamu pilih untuk menumbuhkan uangmu sesuai dengan prinsip-prinsip dan hukum Islam. Adakah jenis reksadana di atas yang cocok dengan kebutuhan dan profil risiko investasimu?
Bagikan