Keuangan | 13 Agustus 2021
Oleh : Anonim
Di era serba digital saat ini, masyarakat makin dimudahkan dengan berbagai alternatif pembayaran tanpa harus repot-repot membawa uang tunai. Salah satunya adalah uang elektronik alias e-money.
Berdasarkan wujud dan tempat penyimpanan dananya, uang elektronik terbagi ke dalam dua jenis, yakni kartu fisik dan aplikasi. Keduanya tentu memiliki kelebihan maupun kekurangan masing-masing.
Nah, untuk mengetahui lebih banyak tentang uang elektronik, simak ulasan berikut ini, ya!
Baca juga: Apa itu E-Wallet? Definisi, Manfaat, dan Cara Menggunakannya
Daftar Isi
Seperti namanya, uang elektronik merupakan alat pembayaran yang berbentuk elektronik (nilai uangnya tersimpan dalam bentuk elektronik. Media elektronik untuk menyimpan nilai uang tersebut dapat berupa cip (chip) atau server.
Sebagaimana fungsi uang dalam bentuk tunai, uang elektronik juga bisa kamu pakai untuk melakukan berbagai transaksi. Hanya saja, memang, kamu hanya dapat menggunakan e-money di beberapa merchant yang telah menerima pembayaran menggunakan metode ini.
Walau begitu, kamu tak perlu khawatir. Kini sudah sangat banyak pelaku usaha yang menyediakan fasilitas pembayaran dengan e-money baik di dalam maupun luar negeri. Tentu saja, melihat gaya hidup digital masyarakat yang menguat, diyakini jumlah merchant penerima uang elektronik akan terus bertambah.
Dilansir dari situs resmi Bank Indonesia, uang elektronik dinyatakan sebagai alat pembayaran jika memenuhi beberapa unsur berikut.
Sebagaimana kehadiran teknologi dan inovasi yang mempermudah aktivitas manusia, uang elektronik juga menawarkan berbagai kemudahan dan manfaat bagi penggunanya seperti berikut.
Kala suka kesal saat total belanja yang tertera tidak genap dan dibulatkan ke atas sehingga membuatmu kehilangan beberapa sen, maka mulailah menggunakan uang digital. Tiap digit yang harus dibayarkan dapat disesuaikan dengan total belanja. Selain itu, tak perlu ada lagi salah hitung uang tunai saat bertransaksi, baik kelebihan maupun kekurangan.
Membawa uang tunai yang banyak memberi risiko tersendiri, seperti uang yang relatif lebih mudah tercecer maupun mengundang niat jahat orang lain. Oleh sebab itu, kamu bisa memperkecil kemungkinan tersebut dengan membawa uang elektronik dan uang tunai secukupnya saja untuk berjaga-jaga.
Cuma sekali tap atau melakukan scan kode, pembayaran akan selesai. Mau bayar belanja di minimarket, nongkrong di kafe, hingga bayar jasa transportasi seperti tol, KRL, dan MRT pun bisa selesai dengan cepat lewat satu kali tap.
Uang elektronik dan e-wallet sebenarnya merupakan kedua hal yang sama, tetapi tak serupa. Pasalnya, e-wallet merupakan salah satu jenis dari uang elektronik. Adapun untuk lebih dapat mengenali karakter keduanya, berikut adalah perbedaan uang elektronik dan e-wallet.
Istilah e-money lebih identik dengan uang elektronik yang nilainya tersimpan dalam bentuk kartu fisik. Sementara itu, e-wallet berbentuk aplikasi yang dipasang di smartphone dan biasanya sudah dilengkapi dengan beberapa fitur lainnya.
Data keuangan uang elektronik disimpan di dalam sebuah cip yang tertempel pada bagian kartu (ukurannya sangat mini dan tertutup sehingga tidak terlihat begitu saja). Sementara itu, data keuangan e-wallet disimpan di sebuah server sehingga kamu harus selalu terkoneksi dengan internet untuk menggunakannya.
Maksimal saldo yang terdapat di dalam e-wallet jauh lebih banyak dibandingkan dengan uang elektronik. Saldo maksimal yang tersimpan dalam e-wallet senilai Rp5.000.000 sampai Rp10.000.000,00. Sementara itu, saldo yang tersimpan uang elektronik maksimalnya Rp1.000.000,00.
Keduanya tidak dikenakan biaya admin setiap bulannya. Namun, untuk top up masing-masing memiliki kebijakannya tersendiri. Biaya top up uang elektronik adalah sebesar Rp1.500,00. Sementara itu, biaya top up e-wallet dimulai dari 0 alias gratis hingga sekitar Rp1.000,00-an.
Kamu harus melakukan tap untuk membayar menggunakan uang elektronik. Sementara itu, untuk e-wallet, kamu harus membuka aplikasi terlebih dahulu dan melakukan beberapa langkah praktis untuk menyelesaikan pembayaran.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, berdasarkan wujud dan penyimpanan datanya, uang elektronik terbagi dalam dua jenis:
Uang elektronik ini berbentuk aplikasi dan lebih familiar dengan sebutan dompet digital atau e-wallet.
Uang elektronik ini berbentuk kartu. Banyak bank konvensional yang menghadirkan uang elektronik berbasis cip ini.
Kamu pasti sudah tidak asing dengan produk e-wallet. Sejak sekitar lima tahun lalu, perusahaan baik swasta maupun BUMN sekalipun berlomba-lomba menghadirkan layanan e-wallet seperti berikut ini.
Uang elektronik yang menggunakan cip dan berbasis kartu sudah hadir beberapa waktu sebelum kemunculan e-wallet. Hingga sekarang pun, masih banyak orang yang menggunakannya terutama untuk keperluan transportasi. Berikut adalah beberapa contoh e-money berbasis cip yang ada di Indonesia.
Baca juga: Pelajari 3 Cara Transfer OVO ke Paypal dengan Mudah di Sini!
Itulah beberapa serba-serbi mengenai uang elektronik yang perlu kamu ketahui. Nah, sejak diluncurkan kali pertama beberapa tahun lalu, sudah seberapa sering kamu menggunakan uang elektronik untuk berbagai kebutuhan sehari-hari?
Oh, ya, sekarang kamu pun bisa top up uang elektronik berbasis aplikasi (e-wallet) hemat biaya, lho. Caranya cukup dengan menggunakan aplikasi Flip. Kamu pun bisa mengisi ulang saldo e-wallet favorit jadi lebih hemat biaya. Percaya, deh!
Bagikan