Learning | 28 Juli 2023
Oleh : Rizqi Akbar
Perkembangan teknologi membuat urusan pinjam meminjam dana lebih mudah. Salah satunya melalui fintech lender. Inovasi dalam industri finansial ini merespons ketergantungan masyarakat terhadap pemanfaatan teknologi informasi, terutama internet.
Siapa saja bisa mengakses layanan finansial bermodal smartphone, seperti memperoleh pembiayaan untuk usaha yang dijalani. Jika kamu tertarik meminjam dana secara online, ada baiknya mempertimbangkan beberapa hal yang terangkum dalam ulasan berikut.
Baca Juga: 4 Keuntungan Investasi Obligasi Bagi Pemula
Sumber : Envato
Fintech lender adalah pihak yang memfasilitasi pinjaman online, dikenal pula dengan sebutan p2p lender atau peer-to-peer lender. LPMUBTI atau Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi jadi padanan istilah ini.
Lender adalah pihak pemberi pinjaman yang dapat berstatus perusahaan fintech lending berbadan hukum atau koperasi. Mereka menerapkan sistem guna menjalankan mekanisme transaksi maupun aktivitas pinjam meminjam digital.
Bisa dibilang, fungsi lender memfasilitasi pihak pemberi dan penerima pinjaman untuk bertransaksi tanpa perlu bertatap muka. Semua dilakukan secara online dalam platform yang telah disediakan oleh p2p lender sebagai perantara.
Perlu ditegaskan, setiap perusahaan penyelenggaraan fintech lending wajib terdaftar atau memperoleh izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan agar dapat aktif beroperasi. Jika fintech tersebut tidak terdaftar OJK, jangan coba-coba meminjamkan atau meminjam dana di situ ya.
Dengan teknologi, fintech lender menjembatani peminjam dengan pemberi pinjaman dana tanpa melalui proses rumit seperti pada bank konvensional. Beberapa alasan mengapa orang meminjam dari p2p lender adalah:
Situasi darurat membuat orang terdesak untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar secara cepat. Mulai dari biaya pengobatan, membayar tagihan jatuh tempo, atau keperluan mendadak lain yang memaksa orang mencari sumber dana dalam waktu singkat.
Dibandingkan bank konvensional, proses pengajuan pinjaman lewat aplikasi atau situs web p2p lender lebih cepat dan mudah. Cukup sign up, isi form yang diminta, unggah dokumen yang dibutuhkan, dan pengajuan pembiayaan bisa diproses. Jauh lebih efisien dan hemat waktu tanpa perlu kunjungan ke bank.
Meminjam di fintech lending tidak memerlukan setumpuk dokumen apalagi jaminan yang rumit. Bahkan, tak sedikit lender yang menyediakan pinjaman tanpa agunan. Tentu ini membuat pinjaman lebih mudah diakses semua kalangan, termasuk mereka yang sulit terkoneksi dengan bank atau enggan mengambil risiko terkait aset pribadinya.
Ya, p2p lender memanfaatkan teknologi untuk memproses seluruh tahapan pinjaman. Peminjam dan pemberi pinjaman leluasa mengakses layanan ini dari mana saja dan kapan saja melalui gadget. Pilihan nyaman untuk kamu yang super sibuk atau tinggal jauh dari bank, bukan?
Sumber : Envato
Lantas, apa yang membedakan fintech lender dan bank dalam hal pinjam meminjam dana?
Proses pengajuan pembiayaan fintech lending jauh lebih sederhana dan cepat karena semua dilakukan secara online tanpa harus datang ke bank. Sebaliknya, meminjam dana ke bank harus melewati beberapa tahapan yang memakan waktu dan proses rumit.
Meskipun begitu, regulasi ketat dan otoritas keuangan berwenang menandai legalitas kegiatan pembiayaan oleh bank sehingga peminjam pun terlindungi secara hukum. Karena perbedaan lingkup pengawasan dan persyaratan, fintech lending mengacu pada regulasi berbeda. Lender memang lebih fleksibel menyediakan pembiayaan, tetapi dibarengi dengan risiko tersendiri yang harus dicermati calon peminjam.
Isu keamanan sama-sama jadi sorotan utama bank konvensional maupun p2p lender. Namun, secara umum sistem keamanan bank lebih teruji dan mapan dengan perlindungan berlapis untuk melindungi informasi pribadi serta keuangan nasabah.
Variasi produk pinjaman p2p lender lebih beragam dan bisa mengikuti kebutuhan peminjam. Contoh, tersedia pinjaman pribadi, pinjaman usaha untuk UMKM, atau pinjaman dana membangun rumah. Pada bank, variasi produk pinjaman yang diberikan kadang terbatas.
Walaupun p2p lending tidak membutuhkan jaminan, tetapi penerapan tarif dan suku bunga pinjaman lebih tinggi. Selain itu, fintech kerap menawarkan model bisnis berbeda dan ketentuan denda dengan jumlah lebih besar ketimbang bank konvensional.
Meminjam dana di fintech lender hadir sebagai alternatif, terutama jika kamu kesulitan mengakses layanan pembiayaan bank. Agar tetap aman meminjam dana dari lender, coba praktikkan tips berikut.
Teliti semua komponen biaya yang dicantumkan saat mengajukan pinjaman. Mulai dari biaya administrasi, suku bunga, biaya jika terlambat membayar, hingga biaya tersembunyi yang bisa jadi timbul selama masa pinjaman.
Mengajukan pinjaman memang mudah, tetapi harus dibarengi komitmen melunasinya tepat waktu. Pastikan kamu sudah merencanakan sumber pendapatan mana yang akan membantu pelunasan cicilan pinjaman tersebut.
Risiko gagal bayar selalu ada. Jika kamu sulit melunasi pinjaman tepat waktu, skor kredit akan terdampak dan membuat kamu terbelit masalah finansial yang lebih serius. Pahami seberapa besar kemampuanmu membayar kembali pinjaman, jangan sampai meminjam berlebihan hingga tidak mampu melunasinya.
Selalu lakukan riset untuk mengecek reputasi dan rekam jejak perusahaan lender. Cermati ulasan, periksa apakah ada keluhan atau kasus terkait perusahaan, serta cek lisensi dan perizinan resmi dari otoritas berwenang.
Penjelasan tentang fintech lender tentu membuka matamu untuk lebih waspada saat berurusan dengan peminjaman dana secara online. Namun, urusan transfer dana antarbank tetap lebih hemat jika dilakukan lewat Flip.
Baca juga: Ingin Memulai Investasi Emas? Baca Dulu Penjelasannya di Sini!
Bahkan, kamu bisa transfer luar negeri, bayar tagihan, atau berinvestasi melalui Flip. Tertarik mencobanya? Langsung download Flip di sini ya!
Bagikan