Learning | 18 Januari 2023
Oleh : Farrel Baihaqi
Kuliah di luar negeri jadi impian banyak orang. Cita-cita menempuh pendidikan di universitas bergengsi di negeri seberang terdengar keren, tetapi juga menantang. Pasalnya, persiapan kuliah di luar negeri tidak cukup dilakukan satu atau dua bulan. Ada deretan syarat yang harus kamu penuhi agar tujuan itu tercapai. Lantas, apa saja syarat kuliah di luar negeri? Bagaimana pula cara kuliah di luar negeri? Mari simak ulasan berikut.
Baca juga: Punya Mimpi Kuliah di Luar Negeri? Wujudkan dengan 7 Cara Ini!
Sebagian besar orang berpandangan bahwa kuliah di luar negeri itu berat. Namun, jika kamu sungguh bertekad melanjutkan pendidikan tinggi di universitas ternama dunia, persyaratan apa pun yang ditetapkan pasti sanggup kamu tangani. Secara umum, berikut syarat dan persiapan kuliah di luar negeri yang wajib kamu lakukan.
Paspor bak identitas warga dunia, termasuk kamu yang ingin melanjutkan kuliah di negara asing. Paspor berperan sebagai dokumen penting yang menjadi syarat wajib individu saat akan memasuki negara lain. Tanpa paspor mustahil kamu bisa melancong apalagi berkuliah di luar negeri. Maka, sebelum mulai mendaftar ke universitas tujuan, sebaiknya kamu sudah bikin paspor dahulu di kantor imigrasi terdekat.
Berkuliah di luar negeri tidak bisa sembarangan. Meski sudah mendaftarkan diri ke universitas tujuan, kamu belum dapat lanjut ke tahap selanjutnya jika belum ada pengumuman diterima dan letter of acceptance. Ya, surat undangan dari universitas tujuan ini akan memberi konfirmasi bahwa kamu diterima untuk berkuliah di institusi tersebut. Surat resmi tersebut berperan sebagai syarat pembuatan visa untuk memperoleh izin tinggal di negara tujuan.
Ijazah dari pendidikan jenjang sebelumnya juga jadi salah satu syarat berkuliah di luar negeri. Misalnya, untuk melanjutkan kuliah jenjang sarjana, kamu perlu memiliki ijazah SMA atau SMK. Jika ingin lanjut pascasarjana, kamu perlu ijazah jenjang S1, dan seterusnya.
Berikutnya, ada visa sebagai syarat wajib yang harus kamu penuhi untuk berkuliah di luar negeri. Berbeda dengan visa wisatawan, visa pelajar punya masa berlaku lebih lama. Namun, sebelum mengurus visa di kedutaan besar negara tujuan, pastikan kamu sudah mengantongi letter of acceptance dari universitas yang dituju. Tanpa surat undangan ini, pihak kedutaan akan sulit memvalidasi aplikasi yang berakibat pada terhambatnya proses pengajuan visa.
Mayoritas negara memasukkan sertifikat bahasa Inggris sebagai salah satu syarat kuliah di luar negeri. Apalagi jika bahasa Inggris menjadi bahasa utama atau bahasa pengantar perkuliahan di universitas tujuan. Kamu bisa menyiapkan sertifikat Test of English Foreign Language (TOEFL), International English Language Testing System (IELTS), dan Test of English for International Communication (TOEIC). Dengan bukti ini, kamu dianggap cukup mempunyai dasar bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Namun, beberapa negara yang tidak menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, juga mensyaratkan penguasaan bahasa utama negara tersebut. Misalnya, Cina, Jepang, Korea, Prancis, dan Jerman. Maka, pertimbangkan juga untuk mengambil kursus bahasa asing negara tujuanmu jika memang ingin berangkat berkuliah di luar negeri.
Kamu membutuhkan surat rekomendasi dari universitas terdahulu saat hendak meneruskan pendidikan magister atau doktoral, termasuk jika hendak berkuliah di luar negeri. Universitas tujuan menggunakan surat rekomendasi sebagai dasar verifikasi data calon mahasiswa saat diterima.
Setelah tahu syarat kuliah di luar negeri, bagaimana dengan cara kuliah di luar negeri? Ada beberapa cara yang bisa kamu tempuh, antara lain:
Punya segudang prestasi, aktif berorganisasi, atau keahlian dalam bidang tertentu? Coba deh ikut pertukaran pelajar dari universitas ternama di negara lain. Kamu bisa cari tahu universitas mana saja yang menjalin kerjasama dengan kampusmu saat ini dalam program pertukaran pelajar. Dengan ikut program ini, kamu bisa merasakan kuliah di luar negeri selama satu atau dua semester.
Beasiswa jadi kendaraan populer untuk melanjutkan jenjang pendidikan di luar negeri. Ikut program beasiswa menguntungkan secara finansial karena mayoritas pengelola menanggung biaya pendidikan, akomodasi pergi dan pulang, serta biaya hidup mahasiswa. Meskipun begitu, persyaratan beasiswa juga kompleks. Kamu perlu melewati proses seleksi yang cukup panjang dengan persaingan ketat. Beberapa contoh beasiswa untuk lanjut berkuliah di luar negeri antara lain:
1. Beasiswa LPDP dari pemerintah
2. Beasiswa dari universitas atau pemerintah negara tujuan
3. Beasiswa perusahaan swasta sebagai program CSR.
Pengajuan pembiayaan riset lewat beasiswa pemerintah atau sponsor swasta bisa jadi alternatif cara kuliah di luar negeri. Umumnya opsi riset dipilih bagi mereka yang hendak melanjutkan jenjang magister dan doktoral. Pendanaan riset diharapkan bisa menguntungkan penerima beasiswa, pemberi beasiswa, dan berdampak bagi masyarakat.
Mengajukan student loan bisa jadi alternatif membayar biaya kuliah di luar negeri yang tak sedikit. Asalkan kamu sudah diterima di universitas negara tujuan, pengajuan student loan bisa dilakukan. Namun, kamu berkewajiban mengganti dana yang dipinjamkan saat lulus dan sudah bekerja.
Baca juga: Biaya hidup di Korea, Jepang, Inggris, dan 10 Negara lainnya
Demikian ulasan mengenai kuliah di luar negeri, mulai dari syarat hingga cara kuliah di luar negeri. Nah, jika kamu sudah diterima berkuliah di negara impian dan butuh transfer dana untuk membayar kuliah, pakai Flip Globe saja. Dengan Flip Globe, kamu bisa kirim uang ke lebih dari 50 negara tanpa biaya tersembunyi, mudah dan cepat. Coba sekarang, yuk!
Bagikan