Bisnis | 8 Agustus 2023
Oleh : Sarah Silvia
Tak sedikit orang yang kesulitan memahami perbedaan laporan keuangan fiskal dan komersial. Maklum saja, keduanya terdapat pada laporan keuangan. Pada dasarnya, laporan keuangan dibuat dengan tujuan untuk menyediakan dan memberikan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan serta kinerja.
Laporan perubahan posisi keuangan perusahaan juga berguna bagi seluruh pihak terkait yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Meskipun sekilas tampak sama, laporan keuangan fiskal dan komersial memiliki perbedaan yang sangat kentara.
Sumber : Pexels
Sebagai pebisnis, Anda tentu terbiasa dengan laporan keuangan. Laporan keuangan menjadi salah satu komponen dalam mengelola bisnis online maupun offline. Hal ini serupa dengan laporan keuangan komersial dan fiskal yang penting dalam akuntansi dan perpajakan.
Ada baiknya, Anda memahami dan mengetahui perbedaan keduanya. Tujuannya untuk memudahkan proses pembuatan laporan, utamanya bagi Anda yang berprofesi sebagai konsultan finansial. Adapun perbedaan laporan keuangan fiskal dan komersial, sebagai berikut.
Laporan keuangan fiskal adalah laporan yang memiliki kepentingan untuk perpajakan. Laporan ini dibuat berdasarkan peraturan perpajakan dan digunakan untuk kepentingan penghitungan pajak, seperti PPN, PPh, dan lainnya.
Unsur dari laporan keuangan fiskal, meliputi laporan neraca fiskal, penjelasan laporan keuangan fiskal, perhitungan laba rugi dan perubahan laba ditahan, rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal, serta ikhtisar kewajiban pajak.
Laporan keuangan komersial merupakan laporan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi. Sifat laporan keuangan komersial adalah netral dan tidak memihak. Tujuan utama pembuatan laporan keuangan komersial adalah memberikan informasi bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Pada dasarnya, konsep penghasilan menurut perpajakan dan akuntansi berbeda. Perbedaan ini wajar karena tujuan serta pembuat kebijakan pada kedua jenis laporan keuangan tersebut juga berbeda.
Pada laporan keuangan komersial, revenue (pendapatan) dan income (penghasilan) merupakan hal yang berbeda. Namun, pendapatan dan penghasilan dianggap sama pada laporan keuangan fiskal. Hanya saja, pendapatan atau penghasilan pada metode tersebut dibedakan menjadi:
Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan laba dalam laporan akuntansi komersial dan fiskal. Pada akuntansi fiscal, terdapat penghasilan bukan objek pajak yang tidak menyebabkan kenaikan laba.
Serupa dengan konsep pendapatan, konsep beban pada laporan keuangan fiskal dan komersual juga berbeda. Pada laporan keuangan komersial, beban diartikan sebagai penurunan manfaat selam suatu periode tertentu dalam bentuk berkurangnya aktiva, arus keluar, atau adanya kewajiban yang menyebabkan penurunan ekuitas.
Beban pada laporan keuangan komersial berbeda dengan biaya. Perbedaan keduanya terletak pada manfaat ekonomi di masa mendatang. Lain halnya dengan laporan keuangan fiskal yang tidak membedakan biaya dengan beban.
Dalam laporan keuangan fiskal, biaya atau beban berkaitan dengan perolehan penghasilan. Secara sederhana, biaya atau beban dapat diartikan sebagai biaya untuk menagih, memperoleh, serta memelihara penghasilan atau berkaitan langsung dengan perolehan penghasilan. Terdapat dua macam biaya pada laporan keuangan fiskal, yakni:
Adapun rincian biaya kelompok deductible maupun nondeductible telah diatur oleh pemerintah. Artinya, perusahaan tidak boleh mengklasifikasikannya biaya tersebut sendiri. Secara tidak langsung, hal inilah yang menyebabkan laba pada laporan keuangan komersial dan fiskal berbeda.
Berdasarkan SAK (Standar Akuntansi Keuangan), terdapat tiga rumus perhitungan persediaan, yaitu:
Berbeda dengan laporan komersial, laporan fiskal hanya menggunakan metode First In First Out dan Weigth Average Cost Method. Metode Last In First Out tidak digunakan karena menyebabkan nilai pajak terutang lebih kecil.
Perbedaan laporan keuangan fiskal dan komersial juga tampak dari metode penyusutan. Dalam laporan keuangan komersial, terdapat tiga metode penyusutan yang kerap digunakan, yakni:
Dalam laporan keuangan fiskal, metode penyusutan yang secara konsisten digunakan hanya Diminishing Balance Method dan Straight Line Method.
Sumber : Pexels
Dalam pembuatan laporan keuangan fiskal, Anda harus mempersiapkan buku besar perusahaan kemudian membuat laporan laba rugi dan melakukan penyesuaian fiskal. Terdapat dua jenis penyesuaian fiskal, yakni:
Setelah penyesuaian fiskal, lanjutkan laporan dengan kembalikan koreksi fiskal. Koreksi fiskal ini, meliputi pengambilan direktur, bunga jasa giro, sembako untuk pegawai, serta sumbangan akan memengaruhi posisi kas. Apabila koreksi fiskal tidak diakui dan memaksakan laba masuk ke neraca, hal ini akan membuat hasil neraca tidak seimbang.
Pada laporan komersial, laba yang didapat tidak masuk ke neraca Laba Tahun Berjalan. Laba akan offset dengan mutasi rekening pada kelompok aset.
Demikianlah sejumlah perbedaan laporan keuangan fiskal dan komersial yang perlu Anda pahami. Bagi Anda yang ingin mengelola bisnis secara lebih efektif dan aman, jangan ragu menggunakan Flip for Business. Flip for Business memberikan Anda kemudahan menerima pembayaran maupun transfer dari dalam dan luar negeri tanpa repot. Tertarik? Ayo, daftar Flip for Business sekarang!
Bagikan