Bisnis | 13 September 2023
Oleh : Sarah Silvia
Pengetahuan mengenai sistem pembayaran merupakan dasar bagi semua pemilik usaha dan seluruh individu yang aktif berpartisipasi dalam perekonomian. Sistem ini terus berubah sepanjang waktu. Di Indonesia saja, cara pembayaran pada zaman pra-kemerdekaan dan saat ini sudah berbeda total.
Sumber : Envato
Sistem ini meliputi peraturan-peraturan akan sistem finansial, lembaga-lembaga terkait, dan mekanisme yang digunakan untuk memindahkan dana dari satu tempat ke tempat lainnya. Dana dipindahkan dengan tujuan untuk memenuhi kewajiban yang terjadi karena adanya aktivitas ekonomi.
Sistem pembayaran dibuat sejak orang-orang mengenal mata uang sebagai alat tukar dalam transaksi barang, jasa, maupun kebutuhan finansial yang lain. Sistem ini meliputi tiga tahap: otorisasi (authorization), kliring (clearing), dan penyelesaian (settlement). Jika ketiga proses tersebut telah dipenuhi, maka transaksi sudah bisa dikatakan selesai.
Menurut Bank Indonesia, perkembangan mekanisme pembayaran terjadi karena tiga faktor utama: kebiasaan masyarakat, inovasi teknologi dan model bisnis, serta kebijakan dari otoritas keuangan. Pada awal perkembangannya, manusia melakukan barter atau tukar barang untuk melengkapi transaksi.
Permasalahan muncul ketika dua pihak yang melakukan transaksi tidak setuju akan nilai barang yang akan ditukar, atau ketika hanya salah satu pihak yang memiliki barang yang diinginkan oleh pihak lainnya. Mata uang kemudian diperkenalkan untuk mengatasi kendala tersebut.
Seperti telah dibahas sebelumnya, perkembangan teknologi memiliki peran penting di dalam perkembangan mekanisme pembayaran. Teknologi digital memiliki tingkat penetrasi yang cukup signifikan secara global, karenanya banyak orang yang mulai melakukan pembayaran dengan cara digital. Perusahan financial technology (fintech) juga mulai bermunculan.
Sumber : Envato
Terdapat dua jenis sistem pembayaran yang dikenal, yaitu sistem tunai dan non-tunai. Keterlibatan uang kas merupakan hal yang membedakan kedua sistem tersebut.
Sistem tunai melibatkan penggunaan mata uang, baik kertas maupun logam. Sektor ritel masih memanfaatkan sistem ini untuk melengkapi proses transaksi, terutama pada usaha ritel berskala kecil hingga menengah. Alasannya adalah karena pembayaran dengan kartu debit maupun kredit akan dibebani dengan biaya.
Keuntungan dari penggunaan sistem tunai adalah:
Meskipun begitu, pembayaran tunai juga memiliki beberapa kekurangan:
Berbeda dengan sistem tunai, sistem ini tidak melibatkan uang kas sama sekali. Sebaliknya, kedua pihak yang bertransaksi menggunakan teknologi digital untuk melakukan penyelesaian transaksi. Contoh transaksi non-tunai adalah transaksi dengan kartu kredit, dompet digital (digital wallet), dan kartu kredit.
Manfaat dari melakukan pembayaran yang sifatnya non-tunai adalah:
Akan tetapi, ada beberapa kelemahan dari metode pembayaran ini:
Terdapat komponen-komponen dalam sistem pembayaran yang digunakan untuk menyelesaikan proses otorisasi, kliring, dan penyelesaian. Pada transaksi tunai, kedua pihak yang melakukan transaksi bisa bertatap muka dan melengkapi proses hingga tahap penyelesaian di tempat.
Prosesnya akan menjadi sedikit lebih rumit ketika pembayaran dilakukan dengan cara non-tunai karena melibatkan sistem lain di luar dua pihak yang melakukan transaksi. Bank Indonesia menjelaskan bahwa komponen pembayara non-tunai meliputi infrastruktur, instrumen, dan channel pembayaran.
Infrastruktur pembayaran merupakan jaringan teknologi dan sistem yang memproses pembayaran. BI-Fast merupakan sebuah infrastruktur pembayaran yang dikenalkan di Indonesia. BI-Fast memfasilitasi pembayaran ritel dan tersedia 24/7. Infrastruktur lainnya adalah Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) yang merupakan jaringan antarbank.
Bank Indonesia mengategorikan sistem pembayaran non-tunai menjadi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan uang elektronik. Kartu kredit dan debit masuk ke dalam kategori APMK, sementara semua uang yang menggunakan server dan chip masuk ke kategori uang elektronik.
Sementara itu, channel pembayaran terbagi menjadi tiga jenis: shared delivery channel, proprietary channel, dan kode QR. Shared delivery channel meliputi electronic data capture (EDC) dan ATM. Proprietary channel sendiri melingkupi penggunaan internet banking atau mobile banking. Kode QR juga menjadi channel yang cukup populer saat ini.
Sumber : Envato
Pada bagian sebelumnya, sudah disinggung mengenai beberapa contoh payment system. Salah satu yang makin marak penggunaannya saat ini adalah dompet digital. Makin mudahnya akses internet dan smartphone di tengah masyarakat membuat orang beralih ke mekanisme pembayaran ini.
Dompet digital sangat praktis. Di era ini, orang jarang bepergian ke luar rumah tanpa smartphone. Karena itu, dompet digital menjadi salah satu cara pembayaran yang reliabel. Cara pembayaran ini juga menghasilkan rekaman transaksi sehingga Anda bisa memeriksa cash flow dengan lebih mudah.
Sebuah bisnis sangat disarankan untuk mengadopsi dompet digital, baik untuk mendukung kegiatan operasional sendiri maupun mengakomodasi pembayaran pelanggan. Pembayaran digital memudahkan bisnis berkembang karena Anda bisa menjangkau supplier yang berada di lokasi jauh dan bisa juga melayani target pasar di luar domisili.
Flip for Business merupakan solusi transaksi yang efisien dan fleksibel untuk bisnis Anda. Dengan platform ini, Anda bisa mengakomodasi berbagai sistem pembayaran. Bisnis bisa berkembang dengan pesat karenanya.
Bagikan