Flip Globe | 7 Juni 2024
Oleh : Aditya R
Setiap tahun, jutaan umat Muslim dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah yang telah ditetapkan sebagai salah satu rukun Islam ini merupakan momen puncak dalam kehidupan seorang Muslim.
Memahami secara mendalam bagaimana rangkaian ibadah haji adalah hal penting bagi setiap jamaah yang merindukan kesempurnaan dalam menjalankannya. Berikut rangkaian ibadah haji yang wajib kamu ketahui;
Baca Juga: Mengenal Rukun Ibadah Haji: Kewajiban dan Tata Cara Pelaksanaannya
Sumber: Unsplash
Dalam konteks ibadah haji, wukuf di Arafah berarti berdiam diri di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Ini adalah saat yang tepat bagi jamaah haji untuk berdoa, dzikir, membaca Al-Qur'an, dan merenungkan kebesaran Allah SWT.
Sebagaimana diketahui, pada hari Arafah Allah SWT membuka pintu ampunan dan rahmat-Nya secara luas. Doa-doa yang dipanjatkan dengan tulus dan ikhlas niscaya akan dikabulkan.
Wukuf di Arafah adalah momen puncak dalam ibadah haji yang penuh dengan makna spiritual dan keutamaan. Melalui wukuf di Arafah, jamaah mendapatkan kesempatan untuk introspeksi diri, memohon ampunan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Berkumpulnya jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia di satu tempat ini juga melambangkan persatuan dan kebersamaan dalam agama.
Thawaf Ifadah adalah salah satu rukun haji yang sangat penting dan wajib dilaksanakan oleh setiap jamaah. Thawaf ini dilakukan dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali setelah jamaah kembali dari Padang Arafah dan bermalam di Muzdalifah serta Mina.
Saat memulai thawaf, jamaah disunnahkan untuk mencium, menyentuh, atau melambaikan tangan ke arah Hajar Aswad.
Waktu pelaksanaannya dimulai pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah melontar Jumrah Aqabah dan dapat dilakukan hingga akhir bulan. Meskipun demikian, disarankan untuk melakukannya sesegera mungkin setelah tiba di Makkah.
Rangkaian ibadah haji selanjutnya adalah sa'i yakni berjalan atau berlari kecil antara Bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sa'i dilakukan setelah Tawaf Ifadah dan bertujuan mengenang usaha Siti Hajar dalam mencari air untuk anaknya, Ismail. Ketika Siti Hajar kelelahan, muncullah mata air zamzam dari hentakan kaki Ismail.
Selama melakukan sa'i, jamaah juga dianjurkan untuk memperbanyak doa, dzikir, dan bacaan Al-Qur'an. Tidak ada doa khusus yang wajib dihafal, sehingga jamaah dapat berdoa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.
Mengacu pada akar sejarahnya, sa'i adalah ritual yang mengandung nilai-nilai kesabaran, keteguhan, dan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah. Melalui sa'i, jamaah haji dan umrah diingatkan akan pentingnya usaha dan doa dalam setiap aspek kehidupan.
Mabit di Muzdalifah adalah menginap atau berada di Muzdalifah pada malam 10 Dzulhijjah setelah meninggalkan Arafah. Jamaah menghabiskan malam tersebut dengan beribadah, beristirahat, dan mengumpulkan batu kerikil untuk melempar jumrah di Mina.
Mabit di Muzdalifah ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi jamaah untuk merenung, beribadah, dan mempersiapkan diri sebelum melanjutkan rangkaian ritual haji di Mina.
Jumrah Aqabah adalah salah satu dari tiga jumrah (tempat pelemparan batu) yang harus dilempar selama ritual haji. Jumrah Aqabah adalah jumrah terbesar dan terletak paling dekat dengan Mekkah.
Ritual ini dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah matahari terbit hingga terbenam. Namun, ada kelonggaran waktu hingga malam bagi jamaah yang memiliki kesulitan atau untuk menghindari keramaian.
Ritual ini meneladani tindakan Nabi Ibrahim yang melempar batu ke arah setan ketika mencoba menggoda beliau untuk tidak melaksanakan perintah Allah dalam menyembelih putranya, Ismail. Melempar Jumrah Aqabah melambangkan penolakan terhadap godaan setan dan komitmen untuk taat kepada Allah.
Sumber: Unsplash
Setelah jumrah aqabah, jamaah diharuskan melakukan tahallul awal. Yakni memotong rambut atau mencukur kepala untuk laki-laki dan memotong sebagian kecil rambut bagi perempuan. Dengan tahallul awal ini, jamaah diperbolehkan mengenakan pakaian biasa dan menghindari beberapa larangan ihram.
Baca Juga: Umroh Pertama Kali? Terapkan 5 Tips Umroh Ini Sebelum ke Tanah Suci
Melempar tiga jumrah adalah salah satu ritual dalam ibadah haji yang dilakukan pada hari-hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) di Mina. Pada ritual ini jamaah diharuskan melempar kerikil ke arah tiga tugu batu (jumrah) yang dikenal sebagai Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah.
Meski tidak ada doa khusus yang harus dipanjatkan, tetapi jamaah dianjurkan untuk memperbanyak doa dan dzikir selama melakukan rangkaian ibadah haji ini.
Mabit di Mina dilakukan pada malam 11, 12, dan 13 Dzulhijjah setelah jamaah melakukan wukuf di Arafah dan mabit di Muzdalifah. Jamaah tinggal di Mina selama dua atau tiga malam, tergantung pada apakah mereka memilih untuk nafar awal (tinggal sampai 12 Dzulhijjah) atau nafar tsani (tinggal sampai 13 Dzulhijjah).
Selama berada di Mina, jamaah dianjurkan untuk memperbanyak ibadah seperti shalat, membaca Al-Qur'an, berdoa, berdzikir, serta menghadiri ceramah atau kajian yang diselenggarakan di tenda-tenda.
Itulah beberapa rangkaian ibadah haji yang wajib diketahui oleh para calon jamaah. Rangkaian ibadah haji ini mengandung banyak nilai spiritual dan mengingatkan jamaah akan berbagai aspek penting dalam agama Islam seperti kesetiaan, keteguhan, kesabaran, dan tawakal kepada Allah SWT.
Kemudian, agar kebutuhan selama melaksanakan ibadah haji di Mekkah dan Madinah lebih mudah dan lancar, kamu bisa menggunakan Flip Globe. Kirim uang dari Indonesia ke Arab Saudi jadi lebih mudah, aman dan pasti sampai. Unduh Flip sekarang untuk pengalaman transfer uang ke Arab Saudi yang lebih nyaman dan lancar!
Bagikan