Tutorial | 15 Maret 2023
Oleh : Farrel Baihaqi
Saat ini, mobil listrik digadang-gadang sebagai kendaraan masa depan dan akan segera menggeser kejayaan mobil konvensional. Benarkah demikian? Jika memang benar, apa saja kelebihan mobil listrik dibandingkan mobil konvensional?
Mobil dengan mesin konvensional, baik yang berbahan bakar bensin maupun diesel, mengeluarkan emisi akan berdampak buruk pada lingkungan. Emisi yang dihasilkan berupa gas sisa pembakaran bahan bakar di dalam mesin. Gas karbondioksida (CO2) dan karbonmonoksida (CO) adalah senyawa yang menjadi komposisi utama dari gas buang kendaraan dan terbukti menjadi salah satu penyebab utama pemanasan global.
Pada mobil listrik, mesin yang digunakan adalah motor yang digerakkan dari tenaga listrik yang disediakan oleh baterai. Prinsip kerja motor pada mobil listrik kurang lebih sama dengan motor pada barang-barang elektronik seperti kipas angin. Karena tidak membakar BBM, mobil listrik tidak menghasilkan gas buang alias emisinya nol. Karena emisinya nol mobil listrik dapat dikategorikan sebagai kendaraan ramah lingkungan.
Harga BBM akan terus mengalami peningkatan ke depannya, sehingga biaya yang harus dikeluarkan untuk menjalankan mobil konvensional pun akan terus meningkat. Saat ini, rata-rata konsumsi BBM untuk mobil keluarga berkisar antara 10-14 km per liter. Artinya, di kawasan Jakarta, jika mobil menggunakan BBM jenis Pertamax dan menempuh jarak 140 km per minggu, kamu harus mengeluarkan biaya sekitar Rp133.000 per minggu untuk mengisi BBM.
Mobil listrik membutuhkan biaya yang jauh lebih sedikit untuk pengisian baterai. Untuk kendaraan listrik dengan konsumsi daya sekitar 5km/kWh seperti Tesla Model X, jarak tempuh yang sama dapat dicapai dengan mengonsumsi 28 kWh.
Kalau kamu melakukan pengisian daya di rumah dengan asumsi harga Rp1.700 per kWh, maka kamu hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp47.600 untuk menempuh jarak 140 km. Jangan lupa untuk mengisi token listrik sebelum melakukan pengisian daya. Kamu bisa membeli token di Flip dengan menggunakan berbagai macam metode pembayaran.
Baca Juga : Jangan Telat, Ini Cara Bayar Tagihan Listrik Online dan Offline
Kelebihan mobil listrik selanjutnya adalah tenaganya yang instan. Hal ini dapat dicapai karena sistem yang lebih sederhana dan komponen bergerak yang lebih sedikit dibandingkan mesin pembakaran internal. Akibatnya, mesin dapat memberikan torsi yang dibutuhkan untuk melajukan kendaraan secara instan. Torsi instan ini memberikan sensasi berkendara yang seringkali hanya bisa dirasakan pada mobil balap kelas atas.
Mesin pembakaran internal pada mobil konvensional biasa sulit menyamai torsi instan pada mesin mobil listrik. Pada mesin konvensional, torsi didapat dari pergerakan vertikal piston yang memutar poros engkol (crankshaft) dan disalurkan ke roda. Banyaknya komponen mekanis ini membuat torsi maksimal hanya bisa dicapai setelah putaran mesin mencapai RPM tertentu.
Pada mobil konvensional, kita mengenal istilah transmisi manual dan otomatis. Pada transmisi manual, perpindahan gigi dilakukan sendiri oleh pengemudi dengan mengatur tuas transmisi ke posisi gigi yang sesuai sambil menginjak pedal kopling. Artinya, pengoperasian mobil manual memiliki langkah-langkah yang sedikit lebih rumit dibandingkan mobil bertransmisi otomatis.
Pengoperasian transmisi otomatis memang lebih mudah, namun tetap membutuhkan pengaturan dari tuas transmisi. Pada sistem transmisi ini, kamu tidak perlu memindahkan gigi secara manual. Transmisi otomatis juga tidak membutuhkan pedal kopling karena perpindahan gigi diatur oleh sistem dalam transmisi. Tetapi, tidak jarang kamu harus memasukkan dan mengunci transmisi pada posisi gigi rendah ketika melewati tanjakan.
Pada mobil listrik, pengoperasian kendaraan jauh lebih mudah. Seringkali, transmisi pada mobil listrik diatur menggunakan semacam kenop, bukan tuas transmisi seperti pada mobil konvensional. Anda juga tidak perlu menurunkan atau menaikkan gigi. Cukup nyalakan mesin, pindahkan posisi transmisi dari netral ke maju atau mundur, lalu jalankan mobil.
Kendaraan listrik, baik sepeda motor maupun mobil, menikmati keringanan pajak dari pemerintah. Selain itu, kendaraan listrik juga dibebaskan dari pajak tertentu. Keringanan dan pembebasan pajak kendaraan listrik mencakup:
Berdasarkan PP Nomor 74 Tahun 2021, Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mobil listrik ditetapkan sebesar 0% alias bebas PPnBM.
Nilai Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) mobil listrik juga lebih murah dari mobil konvensional. Dalam Permendagri Nomor 1 Tahun 2021 pasal 10 dan 11, ditetapkan bahwa mobil listrik mendapatkan keringanan PKB hingga 90%. Artinya, jika NJKB mobil listrik Rp540 juta, pajak yang harus dibayarkan tiap tahunnya hanya sekitar Rp1 juta dari yang seharusnya sekitar Rp10 juta.
Baca Juga : Nggak Repot, Ini Cara Bayar Tagihan Listrik Pasca Bayar
Mobil listrik juga mendapatkan keringanan lain di luar pajak yang dibebankan. Pemerintah berencana memberikan subsidi pembelian kendaraan listrik, baik sepeda motor maupun mobil. Selain itu, kendaraan listrik juga dibebaskan dari aturan ganjil-genap di Jakarta.
Selain ramah lingkungan dan ekonomis, mobil listrik juga menawarkan sensasi berkendara yang sulit disaingi oleh mobil konvensional. Pengoperasian dan perawatannya juga relatif lebih mudah. Dengan segala kelebihan mobil listrik, ditambah berbagai insentif dan keringanan pajak dari pemerintah, akhir kejayaan mobil konvensional semakin terlihat jelas.
Bagikan