Learning | 17 Agustus 2023
Oleh : Rizqi Akbar
Tak bisa dimungkiri, minat masyarakat dalam berinvestasi semakin meningkat, terutama dengan hadirnya berbagai platform yang memudahkan prosesnya. Di antara banyak instrumen investasi yang tersedia, obligasi menjadi salah satu pilihan menarik. Jadi, apa sebenarnya investasi obligasi itu? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Baca Juga: Cara Ubah No KK BPJS Kesehatan Edabu, Gampang!
Sumber : Envato
Investasi adalah aktivitas menanamkan modal yang tujuannya untuk memperoleh keuntungan. Sementara, obligasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan kepada investor dengan nominal dan tempo yang telah disepakati.
Jadi, pengertian investasi obligasi adalah bentuk penanaman modal dengan cara memberikan pinjaman kepada penerbit, baik pemerintah maupun perusahaan, melalui surat perjanjian utang yang disebut obligasi.
Cara kerja investasi obligasi sebenarnya cukup sederhana. Dalam hal ini, investor meminjamkan dana kepada penerbit. Sebagai imbalannya, penerbit akan membayar bunga, yang disebut kupon, secara berkala kepada investor. Selain itu, penerbit juga akan mengembalikan pokok pinjaman saat jatuh tempo.
Tidak hanya itu, obligasi juga dapat diperjualbelikan sebelum jatuh tempo, yang berarti investor juga dapat memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli obligasi, atau disebut dengan capital gain.
Sebelum memulai berinvestasi dengan instrumen obligasi, ada baiknya kamu mengenal terlebih dahulu jenis-jenis obligasi yang ada. Berikut beberapa jenis obligasi ditinjau dari penerbitnya.
Obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN), adalah obligasi atau surat utang yang penerbitannya dilakukan oleh pemerintah. Contoh investasi obligasi, yaitu dengan membeli SBN, seperti Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Savings Bond Ritel (SBR).
Sedangkan bagi yang ingin berinvestasi secara syariah, kamu bisa memesan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dikenal dengan istilah Sukuk, misalnya Sukuk Ritel (SR) dan Sukuk Tabungan (ST).
Seperti namanya, obligasi korporasi diterbitkan oleh korporasi atau perusahaan baik swasta maupun BUMN. Dibandingkan obligasi pemerintah, obligasi korporasi dinilai lebih berisiko, tetapi menawarkan return yang lebih tinggi daripada SBN.
Sebagai tips, kamu dapat memilih obligasi korporasi dengan peringkat paling tinggi terlebih dahulu. Pasalnya, peringkat yang tinggi dapat mencerminkan risiko gagal bayar yang lebih rendah.
Obligasi daerah merupakan obligasi atau surat utang yang penerbitannya dilakukan oleh pemerintah daerah.
Sumber : Envato
Salah satu hal yang kerap dipertimbangkan dalam memilih instrumen investasi adalah keuntungan atau kelebihannya dibanding instrumen lain. Nah, berikut beberapa keuntungan investasi obligasi yang dapat kamu nikmati jika memilih instrumen ini.
Melalui obligasi, kamu akan mendapatkan kupon atau bunga secara berkala, yang bisa diterima setiap bulan, setiap tiga bulan, atau setiap enam bulan, hingga tiba saat jatuh tempo.
Untuk mendapatkan keuntungan dari obligasi, kamu bisa menjualnya saat harganya naik. Selisih antara harga jual dan harga beli obligasi ini akan menjadi laba yang kamu peroleh.
Jika dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya, obligasi menawarkan risiko yang lebih rendah.. Terutama, obligasi negara yang pembayaran pokok dan kuponnya telah dijamin pemerintah sesuai dengan Undang-Undang tentang Surat Utang Negara.
Manfaat investasi obligasi lainnya yang bisa kamu nikmati adalah dengan menjadikannya sebagai agunan untuk memperoleh pinjaman dari bank atau lembaga keuangan.
Meski memiliki keuntungan yang menggiurkan, risiko investasi obligasi juga tidak boleh diabaikan begitu saja. Nah, berikut beberapa risikonya yang perlu kamu waspadai.
Kamu harus sadar bahwa perusahaan penerbit juga berpotensi mengalami kerugian dalam operasionalnya yang dapat mengakibatkan ketidakmampuan untuk membayar kupon atau pokok obligasi.
Jika kamu mencari investasi yang lebih aman dan rendah risiko, obligasi pemerintah dapat menjadi pilihan yang tepat karena dijamin oleh pemerintah sesuai dengan Undang-Undang.
Untuk mencairkan obligasi, kamu perlu menjualnya kembali. Namun, akan menjadi masalah jika tidak ada orang yang tertarik untuk membeli obligasi tersebut. Alhasil, mau tidak mau kamu harus menunggu sampai jatuh tempo agar bisa mendapatkan kembali modal yang kamu investasikan.
Selain itu, jika kamu memutuskan untuk menjual obligasi sebelum jatuh tempo, harga jual kembali bisa lebih rendah dari harga beli awal, sehingga kamu akan mengalami kerugian dalam penjualan obligasi tersebut.
Dalam pasar obligasi, terdapat hubungan terbalik antara harga obligasi dan tingkat suku bunga acuan. Ketika suku bunga acuan naik, harga jual kembali obligasi cenderung turun. Hal ini lantaran obligasi yang baru diterbitkan cenderung lebih menarik bagi investor karena menawarkan kupon atau imbal hasil yang lebih tinggi daripada obligasi yang dijual kembali.
Baca Juga: Kenapa Token Listrik Cepat Habis? Ternyata, Ini Penyebabnya!
Demikianlah penjelasan tentang investasi obligasi termasuk keuntungan dan risikonya yang bisa kamu pertimbangkan sebelum memutuskan membeli obligasi.
Sudah tahu belum, Flip tidak hanya tempat untuk transfer beda bank lho, tetapi juga untuk berinvestasi. Dengan investasi di Flip, kamu bisa dapat untung 11,5% per tahun dan bantu UMKM berkembang. Ayo unduh Flip dan investasikan uangmu sekarang!
Bagikan