Teknologi | 13 November 2023
Oleh : Sarah Silvia
Faktanya, industri manufaktur telah menjadi salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Perkembangannya yang cukup pesat tak hanya mampu meningkatkan daya beli masyarakat, tetapi juga dapat menyerap tenaga kerja. Tak cukup sampai di situ, industri ini juga berhasil meningkatkan nilai ekspor dan investasi negara.
Perusahaan seperti Unilever, Indofood, dan Semen Indonesia, adalah beberapa contoh bisnis manufaktur yang berkembang pesat. Perkembangan bisnis ini sendiri sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan karenanya membutuhkan kerjasama dari berbagai elemen. Mulai dari masyarakat, pengusaha, hingga pemerintah selaku pembuat regulasi atau kebijakan.
Pengertian Bisnis Manufaktur
Sumber : Envato
Secara definitif, bisnis manufaktur merupakan kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi sebuah produk yang dapat langsung digunakan oleh konsumen serta bernilai jual tinggi. Pengolahan ini melalui berbagai proses kimia dan fisika, sehingga dapat mengubah bentuk, sifat, dan tampilan menjadi sebuah barang jadi atau setengah jadi.
Sedangkan menurut CIRP atau International Conference on Production Engineering, manufaktur diartikan sebagai proses pembuatan produk dengan beberapa tahapan. Yakni, meliputi pemilihan bahan mentah, perencanaan, desain produk, proses produksi, dan lainnya. Dalam proses pengerjaannya, aktivitas ini membutuhkan banyak hal, mulai dari tenaga kerja manusia, peralatan dan teknologi, serta penggunaan mesin.
Jenis Produksi Manufaktur
Sumber : Envato
Umumnya, perusahaan manufaktur memang memproduksi barang dalam skala besar. Secara lebih detail, terdapat empat jenis produksi manufaktur, yaitu;
1. Produksi Proyek
Manufaktur jenis ini akan memproduksi produk sesuai permintaan klien atau pelanggan. Umumnya, ini melibatkan proyek-proyek khusus, seperti pembangunan jembatan, bangunan, kapal, atau lainnya.
Karena proses produksinya didasarkan dan disesuaikan dengan permintaan, tentu produk yang dihasilkan cenderung unik serta memiliki spesifikasi tertentu. Meski memang, produk ini tidak terstandarisasi secara nasional.
2. Produksi Batch
Ketika perusahaan memproduksi barang secara berkala, per periode, atau per gelombang, itu artinya tergolong ke dalam jenis produksi batch. Umumnya, di setiap batch, barang yang diproduksi cenderung serupa namun dalam jumlah yang terbatas. Meski serupa, tetap ada variasi pada produk, entah dalam hal warna, fitur, ukuran, atau lainnya. Variasi inilah yang nantinya akan menjadi pembeda di setiap batch.
3. Produksi Massal
Kebanyakan perusahaan manufaktur tergolong jenis produksi massal. Hal ini karena produksi yang dilakukan cenderung serupa, dalam skala besar, dan sesuai standar. Proses produksi juga akan dilakukan secara terus menerus guna mencapai efisiensi produksi yang tinggi.
4. Produksi Aliran
Produksi aliran atau berkelanjutan merupakan proses pembuatan barang secara kontinu tanpa ada batasan waktu tunggu. Contoh bisnis manufaktur yang tergolong jenis ini seperti produksi kertas, baja, dan produk-produk petrokimia.
Jenis Proses Manufaktur
Sumber : Envato
Bisnis manufaktur memiliki proses yang tidak sederhana. Ada banyak hal yang harus diperhatikan sekaligus dipertimbangkan agar produk yang dihasilkan sesuai harapan. Terdapat tiga jenis proses manufaktur yang penting untuk diketahui, yaitu;
1. Make - to - Stock (MTS)
Dalam proses ini, produk akan dibuat terlebih dulu sehingga selalu siap dibeli konsumen. Di sini, perusahaan harus mampu memprediksi produk apa yang sekiranya benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini penting karena jenis proses manufaktur ini cukup memiliki risiko.
Jika perusahaan memproduksi dalam jumlah besar, rawan terjadi kelebihan stok hingga akhirnya produk dijual dengan harga yang merugi. Sebaliknya, jika produksi terlalu sedikit, bisa saja perusahaan melewatkan pasar dan otomatis kehilangan sumber penghasilan.
2. Make - to - Order (MTO)
Bisnis manufaktur ini akan memproduksi barang ketika ada pesanan. Itu artinya, perusahaan akan bekerja sesuai permintaan pasar. Meski tampak minim risiko, bukan berarti jenis proses manufaktur ini tidak memiliki kelemahan. Di sini, pelanggan harus siap menunggu proses produksi selesai meski membutuhkan waktu cukup lama. Perusahaan juga harus memastikan adanya aliran pesanan yang stabil, agar bisa tetap berproduksi serta menghasilkan keuntungan.
3. Make - to - Assemble (MTA)
Pada proses ini, perusahaan akan memproduksi barang setengah jadi dan bukan produk keseluruhan. Misalnya, perusahaan memproduksi suku cadang guna mengantisipasi adanya pesanan perakitan. Dengan cara ini, pabrik akan selalu siap menerima pesanan yang datang dan bisa bekerja lebih cepat. Hanya saja, jika tidak ada pesanan, stok akan menumpuk.
Contoh Bisnis Manufaktur
Sumber : Envato
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdiri dari tiga sektor, yakni industri dasar dan kimia, barang konsumsi, dan aneka industri.
1. Industri Dasar dan Kimia
Industri Dasar dan Kimia terdiri dari delapan subsektor yang memproduksi bahan mentah dan jadi berupa keramik, semen, kaca, pakan ternak, porselen, plastik dan kemasan, kayu, serta kertas. Contohnya seperti PT Semen Indonesia, Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), Waskita Beton Precast Tbk, Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk, dan lainnya.
2. Sektor Industri Barang Konsumsi
Sektor Industri Barang Konsumsi adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi barang siap pakai atau yang lumrah digunakan konsumen sehari-hari. Jika dilihat dari barang yang diproduksi, sektor ini terbagi menjadi subsektor makanan dan minuman, kosmetik, barang keperluan rumah tangga, farmasi, dan rokok. Contohnya seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Gudang Garam Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Kimia Farma, PT Belfood Indonesia, Mustika Ratu Tbk, Sido Muncul Tbk, dan masih banyak lagi.
3. Sektor Aneka Industri.
Perusahaan manufaktur pada sektor ini terbagi ke dalam subsektor mesin dan alat berat, tekstil dan garmen, otomotif, dan elektronika. Salah satu contohnya adalah PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang bergerak tidak hanya di bidang otomotif, tetapi juga di jasa keuangan, agribisnis, teknologi informasi, properti, konstruksi dan energi, serta infrastruktur dan logistik.
Selain contoh tersebut, sebenarnya masih banyak perusahaan manufaktur di Indonesia, entah itu yang berskala besar maupun kecil. Semuanya tengah mengalami perkembangan seiring dengan kian tingginya daya beli masyarakat.
Nah, bagi kamu yang ingin berkecimpung ke dalam bisnis ini, ada baiknya gunakan berbagai aplikasi dan software yang telah terintegrasi dengan berbagai hal. Tak lain, agar bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan.
Salah satu yang bisa digunakan adalah Flip for Business yang akan memudahkan segala proses transaksi keuangan. Tersedia berbagai fitur dan layanan, seperti Money Transfer dan International Transfer. Flip for Business juga telah menerapkan layanan automasi, sehingga pengguna tidak perlu input rekening tujuan satu per satu.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Flip for business untuk kembangkan bisnismu!
Bagikan