Keuangan Bisnis | 9 Februari 2023
Oleh : Anonim
Industri bisnis retail masih jadi industri dan bisnis yang menjanjikan. Meski begitu, model bisnis yang langsung menembak end customer ini mempunyai berbagai tantangan serius—termasuk salah satunya manajemen keuangan bisnis ritel di masa kini.
Cash flow menjadi tantangan yang paling besar dan signifikan bagi bisnis. Pasalnya, cash flow menentukan efektivitas dan kemampuan bisnis Anda memenuhi berbagai kebutuhan untuk mendukung bisnis tetap berjalan.
Beberapa waktu lalu saat puncak pandemi menghantam, seluruh bisnis termasuk ritel terdampak dengan hebat. Tagihan terus saja bermunculan, sedangkan penjualan terus menurun bahkan sempat terhenti sama sekali.
Namun, situasi ini juga tetap sangat mungkin terjadi di luar pandemi sekalipun. Ada kalanya bisnis ritel sepi pada situasi atau musim tertentu, dan sebaliknya. Hal ini pun menyebabkan cash flow menjadi tidak lancar dan berujung pada bisnis yang mudah goyah.
Cash flow bukan tentang seberapa banyak pendapatan atau profit yang Anda hasilkan. Seperti namanya, cash flow merujuk pada aliran uang yang masuk dan keluar dari bisnis yang Anda jalankan.
Hal ini sama sekali tidak mengesampingkan bahwa penting bagi Anda memperoleh profit agar bisnis tetap dapat beroperasi. Namun jika aliran uang yang masuk dan uang yang keluar, terlepas seberapa besar jumlahnya, maka sulit bagi Anda melakukan operasional dengan lancar sebagaimana mestinya.
Katakanlah Anda memiliki piutang sebesar Rp150 juta di bulan depan. Namun di bulan ini, Anda harus mengeluarkan biaya sebesar Rp70 juta dan kas yang tersisa hanyalah Rp20 juta. Dalam situasi ini, sulit untuk memenuhi kewajiban Anda, bukan?
Ada beberapa hal yang kerap menjadi isu dan tantangan bisnis ritel dalam manajemen keuangan. Berikut adalah beberapa di antaranya.
Sebagai pemilik bisnis, keuntungan dan kerugian adalah hal yang mungkin paling Anda perhatikan. Penjualan cukup memuaskan, cukup untuk membayar utang dan tagihan yang harus diselesaikan.
Namun, laporan laba dan rugi tidak menjamin dan tidak dapat memprediksi cash flow yang akan Anda hadapi di bulan depan. Oleh sebab itu, mengandalkan laporan laba dan rugi untuk membuat keputusan strategis sangat mungkin berdampak pada isu cash flow.
Adapun masalah akuntansi paling umum dalam usaha ritel kerap berasal dari ketidakmampuan bisnis untuk memprediksi penjualan maupun pengeluaran dalam beberapa bulan berikutnya.
Setiap suppliers memiliki kebijakan berbeda-beda. Biasanya, skema pembayaran yang dikenakan adalah pembayaran penuh di awal bahkan sebelum melakukan pengecekan barang dan melakukan pengembalian jika diperlukan.
Membayar penuh di awal bisa jadi salah satu hal yang menghambat cash flow. Menyimpan produk terlalu lama atau menginvestasikan dana terlalu besar pada stok barang berpotensi besar menyebabkan terganggunya manajemen keuangan bisnis ritel.
Seperti namanya, dana cadangan adalah dana yang secara khusus disisihkan dan disimpan untuk memenuhi keperluan bisnis yang relatif besar dan tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran.
Tiap bisnis pun perlu memiliki dana cadangan sebagai salah satu antisipasi. Tidak adanya dana cadangan atau simpanan yang terlalu sedikit juga memperkecil kemungkinan Anda untuk mengambil peluang besar melakukan inisiatif.
Selain tiga hal utama di atas yang kerap jadi masalah dalam mengatur cash flow bisnis retail, berikut adalah beberapa hal lainnya yang tak kalah penting.
Cash flow yang sehat menjadi pondasi kuat untuk stabilitas bisnis Anda. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kondisi keuangan usaha ritel tetap baik dan terus meningkat.
Anda harus memiliki proyeksi bisnis, termasuk seberapa lama bisnis dapat bertahan dalam kondisi terburuk dengan sejumlah dana yang Anda miliki. Anda bisa melakukan prediksi ini melalui data akuntansi yang ada.
Selain itu, penggunaan POS yang terintegrasi dengan sistem inventaris Anda dapat membantu memaksimalkan aktivitas ini. POS akan memberi insight mengenai penjualan dan aset yang tersisa sehingga menyediakan data lebih untuk melakukan proyeksi.
Jangan abaikan pendapatan dan profit untuk menjaga cash flow lancar. Anda bisa mengatur strategi yang lebih tepat untuk meningkatkan penjualan, termasuk dari strategi marketing yang lebih efektif.
Ada banyak cara untuk meningkatkan penjualan, seperti promo diskon (potongan harga), produk bundle, dan sebagainya. Anda juga bisa menyediakan program loyalty untuk membuat pelanggan melakukan pembelanjaan ulang, lagi dan lagi.
Efisiensi biaya tidak perlu dilakukan saat krisis melanda. Sebaliknya, memastikan bahwa setiap pengeluaran bisnis yang dilakukan efisien harus dibiasakan sejak awal. Hal ini pula yang kunci sukses beberapa perusahaan tetap bertahan selama pandemi kemarin.
Selain itu, lakukan pencatatan dengan detail dan rapi untuk meminimalkan terjadinya kerugian yang tidak diketahui. Anda bisa mencocokkan stok barang dengan transaksi yang terjadi dalam periode yang tidak terlalu lama, pun segera bukukan pengeluaran-pengeluaran lain yang terjadi.
Flip for Business dapat membantu Anda meningkatkan produktivitas bisnis dengan cara efisien. Kini, Anda bisa melakukan pengiriman uang ke dalam dan luar negeri secara real time hingga ke ribuan rekening berbeda dalam waktu singkat.
Dengan begitu, Anda dapat mengalokasikan waktu dan tenaga lebih banyak untuk hal-hal lainnya yang lebih strategis untuk bisnis. Setiap transaksi di Flip for Business juga secara otomatis tercatat rapi sehingga memudahkan Anda untuk nanti melakukan rekonsiliasi.
Bagikan