Keuangan Bisnis | 14 Februari 2023
Oleh : Sarah Silvia
EBIT (Earning Before Interest and Taxes) dan EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) merupakan istilah akuntansi untuk menyebutkan beberapa jenis pendapatan di perusahaan. Sebelum mengetahui perbedaan keduanya, mari kita ulas definisi dan cara menghitungnya terlebih dahulu.
Dalam bahasa Indonesia, pengertian EBIT adalah pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi bunga dan pajak. Secara umum, penghitungannya dipakai untuk mengukur pendapat operasional perusahaan. Inilah sebabnya, dibutuhkan ketelitian ketika menghitung berdasarkan laporan laba rugi perusahaan.
Meskipun kelihatannya rumit, sebenarnya EBIT dihitung dengan cara mengambil semua total pendapatan dan menghapus biaya operasional. Dalam hal ini, Anda tidak perlu menghitung biaya produksi, gaji karyawan, sewa bangunan, atau penyusutan dan amortisasi.
Fungsi utama penghitungan EBIT adalah untuk menganalisis potensi perusahaan secara menyeluruh. Diakui atau tidak, setiap perusahaan pasti punya beban pajak dan utang yang harus dibayar. Jika menghitung laba bersih setelah pajak dan utang, bisa saja sebuah perusahaan dinilai bermasalah padahal kondisi aslinya cukup solid.
Secara teknis, pengertian EBITDA tidak jauh berbeda dengan EBIT. EBITDA merupakan pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi. Tujuan penghitungan ini adalah untuk mengetahui arus kas suatu perusahaan tanpa menghitung kerugian abstraksi akuntansi.
Informasi ini diperlukan analyst untuk menganalisis kemampuan bisnis dalam melakukan ekspansi. Meskipun kelihatannya mudah, EBITDA harus dihitung dengan hati-hati. Depresiasi (penyusutan) dan amortisasi yang belum dihitung adalah komponen penting dalam menunjukkan apakah perusahaan untung atau rugi.
Dengan melihat Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization saja, investor bisa terkejut ketika perusahaan ternyata memiliki arus kas yang tidak baik ketika penyusutan dan amortisasi diikutkan dalam proses penghitungan.
Secara garis besar, pembahasan tentang definisi di atas sudah menjelaskan bagaimana EBIT dan EBITDA diperoleh. Namun, untuk lebih memahaminya, berikut ulasan tentang cara penghitungan keduanya di laporan akuntansi perusahaan.
Ada dua cara penghitungan yang bisa kita lakukan, keduanya cukup mudah selama kita punya informasi cukup tentang arus keuangan perusahaan. Rumus pertama adalah:
EBIT = Laba Bersih + Beban Bunga + Pajak
Cara pertama akan menunjukkan pendapatan bersih dengan beban nonoperasional. Untuk rumus yang kedua adalah:
EBIT = Pendapatan Penjualan – HPP – Biaya Operasional
Pada cara yang kedua ini, hasil yang diperoleh sesuai dengan pengertian EBIT secara umum. Namun pada dasarnya, kedua rumus di atas sama-sama menunjukkan laba operasi. Informasi tentang Earning Before Interest and Taxes yang diperoleh dari rumus tersebut adalah gambaran daya saing perusahaan dan daya tariknya terhadap investor.
Cara ini cukup efektif untuk menganalisis sejumlah perusahaan dengan struktur modal dan yang beroperasi di wilayah pajak yang berbeda. Untuk memudahkan atau hasil lebih akurat, kita bisa memanfaatkan perangkat lunak untuk menghitung EBIT dengan mudah.
Seperti EBIT, ada dua cara yang bisa digunakan untuk menghitung EBITDA. Pertama, kita bisa menggunakan metode penghitungan laba bersih dan menambahkannya dengan bunga, penyusutan, pajak, dan amortisasi. Rumus yang digunakan adalah:
EBITDA = Laba Bersih + Beban Bunga + Pajak + Depresiasi + Amortisasi
Sementara itu, pada metode kedua, penghitungan dimulai dengan menghitung EBIT terlebih dahulu lalu menambahkannya dengan depresiasi dan amortisasi, rumusnya sebagai berikut:
EBITDA = EBIT + Depresiasi + Amortisasi
Hasil yang diperoleh biasanya cenderung menyesatkan. Tanpa penghitungan biaya depresiasi dan amortisasi, arus kas perusahaan akan selalu terlihat sehat. Padahal, saat dua komponen ini ditambahkan, pendapatan bisnis lebih rendah dari EBITDA dalam laporan keuangan.
Apakah penjelasan di atas sudah cukup memberi gambaran tentang Earning Before Interest and Taxes dan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization? Setelah mengulas tentang definisi dan rumus, selanjutnya mari kita bahas tentang perbedaan kedua jenis pendapatan ini supaya lebih memahaminya. Adapun poin-poin yang menunjukkan perbedaan EBIT dan EBITDA adalah:
Demikian ulasan lengkap tentang EBIT dan EBITDA yang cukup bermanfaat untuk pemilik perusahaan ataupun calon investor dalam menganalisis kesehatan ekonomi suatu bisnis. Perlu digarisbawahi, perbedaan mendasar keduanya adalah EBITDA menambahkan kembali hasil depresiasi dan amortisasi sedangkan EBIT tidak.
Jika diterjemahkan, EBIT menunjukkan pendapatan perusahaan, sementara EBITDA memberikan gambaran tentang arus kas perusahaan secara menyeluruh. Meskipun memiliki sejumlah perbedaan, baik Earning Before Interest and Taxes maupun Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization sama-sama penting untuk menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan.
Bagi investor, informasi ini sangat penting sebagai dasar pertimbangan dalam memilih bisnis potensial yang akan ditanami modal dan peluang cuan di masa mendatang. Semoga bermanfaat.
Bagikan