Tidak Berkategori | 1 Mei 2023
Oleh : Anonim
Sumber : Envato
Ketika mendengar kata startup, mungkin di benak Anda langsung tercetus nama-nama startup yang sering muncul di media. Padahal, startup sendiri memiliki beberapa tingkatan valuasi dan tingkatan tersebut memengaruhi karakteristiknya. Simak penjelasan lengkap mengenai level startup berikut:
Sumber : Envato
Valuasi yang masih relatif rendah, yaitu kurang dari US$10 juta, merupakan karakteristik utama dari startup yang berada di level ini. Biasanya startup yang masuk ke dalam kategori cockroach memiliki valuasi rendah karena baru merintis usahanya.
Meskipun begitu, startup yang berada di bawah ini memiliki karakteristik berupa inovasi yang tiada henti. Di angka valuasinya, startup tersebut bisa jadi baru saja meluncurkan prototipe produknya ke masyarakat. Saat peluncuran produk ini terjadi, startup masih bisa melakukan modifikasi produk terus-menerus dan bahkan menjajal pasar yang baru.
Ciri khas cockroach berikutnya adalah usaha yang tiada henti untuk menggaet investor agar menanamkan modal ke usahanya. Di level ini, startup sangat gencar melakukan networking dan fundraising untuk membiayai kebutuhan inovasinya.
Dalam bahasa Indonesia cockroach diartikan sebagai “kecoak”, hewan kecil yang cenderung dianggap remeh. Akan tetapi, istilah ini sendiri menggambarkan resiliensi startup di tengah ketidakpastian ekonomi. Startup di level ini cenderung lebih siap menghadapi krisis karena ukuran perusahaan yang masih ramping.
Startup yang masuk ke dalam kategori ini memiliki valuasi yang berkisar antara US$10 juta hingga US$100 juta. Cockroach yang sudah berhasil naik ke level startup ini berarti sudah berhasil meluncurkan produk yang lebih matang dan mendapatkan penerimaan dari masyarakat.
Karakteristik utama dari pony adalah persaingan yang sangat ketat. Meskipun pony sudah meluncurkan produknya, bukan tidak mungkin jika ada startup lain yang juga meluncurkan produk serupa. Pony sendiri kemungkinan belum menjadi brand yang mapan untuk niche atau sektor khusus yang ditujunya.
Di tahap ini, pony juga masih giat mencari investor. Selain untuk membiayai kebutuhan pemasaran agar publik lebih mengenal namanya dibandingkan dengan kompetitor, pony mencari pendanaan untuk terus mengembangkan valuasinya.
Dibandingkan dengan cockroach, margin kegagalan pony ternyata lebih besar. Ada beberapa startup yang mungkin sulit untuk mengembangkan diri ke level berikutnya dikarenakan kompetisi yang ketat tadi dan juga kegagalan mencari investor. Belum lagi, ukuran startup biasanya sudah lebih besar untuk menutup kebutuhan operasional.
Centaur merupakan kategori startup yang tingkat valuasinya sudah berhasil melampaui nilai US$100 juta, namun belum mencapai nilai US$1 miliar. Bagi pony, cukup sulit untuk menjadi centaur. Pada tahun 2020 saja, baru ada 70 startup yang masuk ke dalam kategori centaur di seluruh wilayah Asia Tenggara.
Pada level ini, startup sudah cukup berhasil untuk menjadi salah satu pemain utama dalam kategori industri yang dipilihnya. Produk yang ditawarkan sudah lebih matang dan konsumen akan cenderung tetap memilih brand tersebut dibandingkan kompetitornya.
Di saat inilah startup lebih berfokus untuk meningkatkan valuasi dirinya agar bisa naik ke level berikutnya. Startup dengan potensi perkembangan yang besar pun biasanya akan berhasil menggaet investor untuk menanamkan modal dalam jumlah yang fantastis.
Menariknya, centaur biasanya akan lebih mudah mendapatkan pendanaan ventura dibandingkan dengan startup di level atasnya, terutama ketika terjadi krisis ekonomi. Pada umumnya, valuasi startup akan menurun drastis di tengah krisis ekonomi. Akan tetapi, para venture capitalist melihat bahwa centaur cenderung menunjukkan kinerja yang stabil.
Tanihub, Cekaja, dan Investree merupakan contoh startup yang berstatus centaur di Indonesia.
Unicorn merupakan istilah untuk startup yang berhasil mencapai valuasi di atas US$1 miliar namun masih menjadi sebuah entitas bisnis privat atau swasta. Per tahun 2022, terdapat 900 unicorn yang beroperasi di seluruh dunia.
Terdapat beberapa karakteristik yang membantu sebuah cockroach menaiki beberapa jenjang hingga menjadi unicorn. Startup yang menyandang status ini biasanya memberikan solusi yang benar-benar disruptif, membantu konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan biasanya dengan biaya yang jauh lebih rendah.
Karakteristik lain yang biasanya menggambarkan unicorn adalah model bisnisnya yang cenderung B2C atau business-to-customers, meskipun hal ini tidak selalu terjadi. Perusahaan di kategori ini biasanya langsung berinteraksi dengan end-user dari produknya.
Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa unicorn yang beroperasi, seperti J&T Express, Akulaku, dan Traveloka.
Decacorn merupakan kategori startup yang memiliki valuasi di atas US$10 miliar. Pada tahapan ini, perusahaan bisa jadi masih mempertahankan statusnya sebagai entitas privat. Namun, ada juga decacorn yang memilih untuk melakukan initial public offering (IPO) di bursa saham.
Akan tetapi, ketika sebuah startup memilih untuk melakukan IPO, startup tersebut sudah berubah statusnya sebagai perusahaan publik. Contoh decacorn Indonesia yang saat ini sudah menjadi perusahaan publik adalah Gojek. Perusahaan tersebut telah melakukan merger dengan Tokopedia dan memasarkan diri sebagai Go-To.
Salah satu hal yang umum dijumpai pada decacorn adalah usaha untuk merambah pasar lain. Bisa jadi startup ini menawarkan produk lain yang masih sejalan dengan produk aslinya kepada konsumen. Ada juga kemungkinan decacorn akan mencoba untuk melebarkan sayap ke negara lain dalam proses ekspansi bisnisnya.
Level startup ini menggambarkan startup yang valuasinya sudah melebihi angka US$ 100 miliar. Pada tahapan ini, startup sudah sangat besar dan melakukan operasinya dalam skala global.
Karakteristik yang umum dijumpai di antara hectocorn adalah branding yang sudah sangat melekat. Orang-orang akan langsung mengasosiasikan industri di mana hectocorn beroperasi dengan hectocorn itu sendiri.
Selain itu, produk yang ditawarkan oleh hectocorn juga sangat beragam. Banyak di antara perusahaan ini yang melakukan ekspansi bisnis dengan mengakuisisi perusahaan lain yang berukuran lebih kecil.
Contoh perusahaan yang masuk ke dalam kategori hectocorn adalah Meta, Alphabet, dan Amazon. Meskipun begitu, secara konseptual, perusahaan-perusahaan raksasa ini sudah tidak bisa disebut sebagai startup karena mereka sudah melakukan IPO di bursa saham.
Setiap startup yang ingin berkembang untuk mencapai level startup yang lebih tinggi membutuhkan ketekunan dan keterampilan untuk menilai pasar. Lebih dari itu, kemampuan untuk mendisrupsi pasar dengan inovasinya merupakan hal yang tidak boleh dilewatkan. Untuk kebutuhan transaksi bisnis startup Anda yang lebih efektif dan aman, Flip for Business siap jadi solusi terbaik untuk bisnis Anda andalkan.
Flip menawarkan solusi transaksi bisnis yang bukan hanya aman dan mudah melainkan juga mengedepankan efisiensi biaya, waktu, dan tenaga. Platform dengan produk dan fitur andal dari Flip hadir untuk bantu pelaku bisnis melakukanan transaksi dengan pelanggan, vendor, dan mitra bisnis hanya dengan satu klik. Pahami lebih lanjut!
Bagikan