Keuangan Bisnis | 26 September 2022
Oleh : Sarah Silvia
Bagi Anda yang memiliki usaha, istilah laporan keuangan mungkin sudah tidak asing lagi. Namun ada satu istilah lagi yang perlu Anda ketahui yakni laporan arus kas atau laporan cashflow.
Laporan arus kas adalah komponen yang penting bagi pemilik bisnis untuk mengetahui sehat atau tidaknya kondisi keuangan perusahaan. Untuk memahami lebih jauh mengenai arus kas operasi dalam aktivitas pendanaan dan kegiatan operasional bisnis, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Dilansir dari Investopedia, laporan arus kas atau cash flow statement merupakan laporan yang merinci pergerakan kas dan setara kas yang masuk dan keluar dari sebuah perusahaan. Adanya cash flow statement dapat menjadi indikator seberapa baik kemampuan perusahaan mengelola posisi kasnya. Artinya, ini juga menunjukkan pada seberapa baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan uang cash untuk membayar kewajiban utang serta membiayai aktivitas operasionalnya. Laporan arus kas merupakan salah satu dari tiga laporan keuangan utama. Adanya laporan arus kas dapat melengkapi neraca dan laporan laba rugi sebuah perusahaan.
Komponen dalam Laporan Arus Kas Dalam laporan arus kas, ada 3 komponen utama yang harus diketahui. Ketiga komponen tersebut adalah arus kas dari aktivitas operasional, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan.
1. Arus Kas dari Kegiatan Operasional
Arus kas ini menunjukkan setiap sumber dan penggunaan kas untuk kegiatan operasional bisnis. Ini bisa mencakup berbagai hal termasuk:
2. Aktivitas Investasi dan Arus Kas
Aktivitas investasi termasuk semua sumber serta penggunaan uang cash dari investasi yang dilakukan perusahaan. Penjualan dan pembelian aset, pinjaman yang diberikan kepada vendor atau diterima dari pelanggan hingga pembayaran yang berhubungan dengan akuisisi dan merger. Secara singkat, perubahan perlengkapan, investasi dan aset yang berhubungan dengan uang tunai dan investasi masuk ke dalam kategori ini.
3. Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
Komponen ini mencakup sumber kas yang berasal dari bank investor serta pembayaran kepada pemegang saham. Di dalamnya termasuk dividen, pembayaran untuk pembelian saham kembali dan pembayaran pokok pinjaman perusahaan.
Tujuan utama pembuatan laporan arus kas adalah untuk memberikan gambaran detail mengenai apa yang terjadi pada kas perusahaan selama periode pelaporan tertentu (disebut juga dengan periode akuntansi). Adanya laporan arus kas menunjukkan kapabilitas perusahaan untuk beroperasi dalam jangka pendek maupun jangka panjang berdasarkan berapa banyak uang cash yang keluar dan masuk dari perusahaan terkait. Dengan laporan tersebut, perusahaan juga bisa mencari cara meningkatkan arus kas jika dirasa kurang. Beberapa manfaat laporan cash flow antara lain adalah:
Secara umum, proses pembuatan laporan arus kas dapat dilakukan dalam 5 langkah yakni:
1. Menentukan Saldo Awal
Langkah pertama yang harus Anda lakukan dalam menyusun laporan arus kas adalah menentukan saldo awal kas dan setara kas (cash equivalents) di awal periode pembuatan laporan. Anda bisa menemukannya pada laporan laba rugi dalam periode akuntansi yang sama. Saldo awal dibutuhkan jika laporan arus kas dibuat dengan metode tidak langsung untuk mengetahui arus kas dari aktivitas operasional. Tapi kalau Anda menggunakan metode langsung, informasi ini tidak dibutuhkan.
2. Menghitung Arus Aktivitas Arus Kas dari Kegiatan Operasional
Setelah saldo awal diketahui, selanjutnya hitung arus kas dari aktivitas operasional. Ini penting sebagai sumber informasi tentang seberapa banyak uang tunai yang diperoleh perusahaan dari aktivitas bisnisnya. Metode yang digunakan ada 2 macam yakni langsung dan tidak langsung.
Pendekatan ini mencantumkan seluruh transaksi yang menghasilkan uang tunai baik yang dibayar atau diterima selama periode pelaporan
Metode ini mengharuskan Anda memulai dari laporan laba rugi dan laba bersih. Kedua metode akan menghasilkan angka yang sama tetapi proses penghitungan arus kas dari operasinya yang berbeda. Untuk lebih memahami, simak contoh laporan arus kas aktivitas operasi berikut ini!
Laporan Arus Kas (Metode Langsung)
Penerimaan Kas Pengguna Produk : Rp8.000.000
Pembayaran Kas Vendor : Rp4.000.000
Operasional Perusahaan : Rp1.000.000
Total Kas Aktivitas Operasional : Rp3.000.000
3. Menghitung Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Bagian dari laporan ini menjelaskan dengan rinci arus kas yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan aset jangka panjang termasuk fasilitas, peralatan dan perlengkapan serta properti. Perlu diketahui bahwa bagian ini hanya mencakup kegiatan investasi dengan uang tunai, tidak termasuk utang. Simak contoh laporan arus kas investasi berikut ini!
Laporan Arus Kas Aktivitas Investasi
Kas Penjualan Aktiva Tetap : Rp5.000.000
Kas Pembelian Aktiva Tetap : -
Total Arus Kas Investasi : Rp.5.000.000
4. Menghitung Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
Bagian ketiga dari pembuatan laporan arus kas adalah memeriksa arus kas keluar dan masuk yang berhubungan dengan pendanaan. Ini termasuk arus kas dari utang, pembiayaan ekuitas dan membayar kembali utang kepada kreditur atau investor. Simak contoh arus kas untuk aktivitas pembiayaan berikut ini!
Laporan Arus Kas Aktivitas Pembiayaan
Kas Penjualan Saham : Rp4.000.000
Kas Penjualan Investasi : -
Dikurangi Kas Dividen : Rp1.000.000
Total Arus Kas Pendanaan : Rp3.000.000.
5. Menentukan Saldo Akhir
Setelah arus kas dari ketiga aktivitas bisnis utama diketahui, Anda bisa mengetahui saldo akhir kas dan cash equivalent pada akhir periode pelaporan. Itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai laporan arus kas. Lewat penyusunan laporan yang benar, Anda bisa memantau dengan baik kinerja keuangan perusahaan.
Bagikan