Keuangan Bisnis | 25 Juni 2023
Oleh : Sarah Silvia
Banyak istilah keuangan yang mungkin sudah pernah kita dengar, namun belum kita pahami artinya. Covenant mungkin adalah salah satu istilah tersebut.
Nah, di artikel ini, kamu bisa mempelajari apa itu covenant berikut berbagai jenisnya dalam dunia keuangan. Yuk, pelajari selengkapnya!
Sumber : Envato
Dilansir dari Investopedia, covenant dalam dunia keuangan bisa didefinisikan sebagai perjanjian, kesepakatan, atau kontrak antara dua pihak yang mengatur hal-hal yang perlu atau bisa dilakukan, atau hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh salah satu pihak dalam perjanjian tersebut.
Jika sebuah covenant berisikan hal-hal yang bisa dilakukan sebuah pihak, maka covenant tersebut disebut sebagai positive covenant. Di sisi lain, ada juga negative covenant, yaitu perjanjian, kesepakatan, atau kontrak yang menyebutkan aspek-aspek apa saja yang tidak bisa/tidak boleh dilakukan salah satu pihak dalam perjanjian atau kesepakatan tersebut.
Meski sering digunakan dalam bidang keuangan, ada banyak sektor yang memiliki covenant sebagai dokumen hukum yang mengikat kesepakatan/perjanjian di antara kedua belah pihak. Konteks covenant dalam bidang-bidang tersebut mungkin akan berbeda dibandingkan dengan konteks covenant dalam bidang keuangan.
Covenant merupakan sebuah dokumen legal yang mengikat perjanjian, kesepakatan, atau kontrak antara dua pihak. Lantas, apa akibatnya jika pihak gagal menaati kesepakatan yang tertera di dalam covenant?
Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama, pihak yang melanggar harus membayar kompensasi sebagaimana yang juga dinyatakan dalam covenant. Kedua, pihak lain bisa mengajukan tuntutan hukum untuk menyelesaikan masalah ini.
Meski demikian, jenis konsekuensi yang harus ditanggung salah satu pihak tergantung pada kesepakatan yang dibuat.
Sumber : Envato
Investopedia menyebutkan bahwa ada dua tipe covenant yang umum dijumpai, yaitu affirmative covenant serta negative covenant. Meski demikian, referensi tersebut juga menyebutkan bahwa financial covenant termasuk ke dalam salah satu jenis covenant.
Penjelasan untuk masing-masing tipe covenant bisa kamu lihat di penjelasan berikut.
Affirmative covenant sering juga disebut sebagai positive covenant. Affirmative covenant merupakan sebuah perjanjian yang mewajibkan suatu pihak untuk melakukan kegiatan tertentu yang dipersyaratkan oleh pihak lain.
Dalam loan contract/perjanjian utang, misalnya. Affirmative covenants merupakan covenant yang mengikat kesepakatan antara debitur dan kreditur dan mengatur hal-hal yang perlu dilakukan si debitur selama meminjam uang di kreditur.
Negative covenant (restrictive covenant) merupakan kebalikan dari affirmative covenant. Jenis covenant yang satu ini menempatkan salah satu pihak untuk tidak melakukan hal-hal yang diminta pihak lain.
Dalam loan contract, negative covenant biasanya mengatur hal-hal yang tidak bisa dilakukan pihak peminjam dana yang bisa menghancurkan kondisi keuangan perusahaan.
Tujuan larangan ini bukannya dibuat tanpa alasan. Dengan mempersyaratkan seorang peminjam dana untuk menghindari hal-hal yang memperburuk keuangan, peminjam bisa meningkatkan peluang pelunasan yang lebih tinggi.
Beberapa contoh covenant ini misalnya seperti:
Financial covenant didefinisikan sebagai salah satu jenis covenant yang mana seorang peminjam dana (debitur) perlu menyampaikan laporan keuangannya kepada pihak pemberi pinjaman dana (kreditur).
Selain tiga jenis covenant yang berkaitan dengan dunia keuangan di atas, kamu juga bisa menjumpai beberapa jenis covenant lainnya yang berlaku di masyarakat. Pada penjelasan berikut, kamu akan mengetahui sedikit gambaran mengenai debt covenant, property covenant, serta law covenant.
Debt covenant merupakan jenis covenant yang paling mirip gambarannya dengan penjelasan covenant yang sudah disebutkan. Pasalnya, debt covenant merupakan sebuah kesepakatan legal yang dibuat oleh kreditur sebagai syarat meminjam uang. Artinya, debitur perlu menyepakati ini jika ingin menerima dana dari kreditur tersebut.
Property covenant merupakan sebuah kesepakatan antara beberapa pihak yang menjelaskan bagaimana sebuah properti akan digunakan. Biasanya, property covenant ini disusun sebagai sebuah kesepakatan antara pemilik properti dan penyewa.
Salah satu contoh dari property covenant adalah permintaan pemilik properti untuk memagari area sekitar kawasan yang disewa, membayar biaya maintenance, atau larangan memelihara hewan ternak di sekitar kawasan properti yang dihuni.
Sama seperti jenis covenant lain, law covenant merupakan sebuah ragam covenant yang menetapkan hal-hal yang harus dilakukan salah satu pihak. Akan tetapi, dibandingkan dengan jenis covenant lainnya, law covenant lebih bersifat restriktif. Artinya, covenant ini lebih menekankan pada larangan-larangan yang harus dihindari pihak yang terikat kesepakatan.
Salah satu contoh penerapan law covenant adalah dibuatnya aturan untuk mencegah adanya tindakan kriminal.
Misalnya, ada sebuah perusahaan A yang sedang membutuhkan dana untuk operasional dan pengembangan bisnisnya. Perusahaan A berencana meminjam uang sejumlah Rp1 miliar di bank B.
Sebagai institusi finansial yang akan menjadi kreditur, bank B tentu akan melakukan pemeriksaan kondisi keuangan perusahaan A sebelum meminjamkan uang. Ini bertujuan untuk menilai kemampuan perusahaan A dalam melunasi utangnya nanti.
Setelah melakukan pengecekan, bank akhirnya memutuskan untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan A dengan syarat. Beberapa syarat yang dimaksud misalnya sebagai berikut:
Nah, jika perusahaan A menyanggupi persyaratan tersebut, maka pinjaman tersebut bisa dilakukan. Ketika kedua pihak menandatangani persetujuan tersebut, maka persyaratan tersebut wajib ditaati oleh pihak debitur (perusahaan A).
Selain persyaratan di atas, konsekuensi yang wajib ditanggung debitur jika gagal memenuhi persyaratan tersebut juga tercantum dalam covenant. Jika perusahaan A gagal mematuhi persyaratan tersebut nantinya, perusahaan A wajib menanggung konsekuensi tersebut.
Sebagai simpulan, covenant merupakan sebuah perjanjian antara dua belah pihak yang mengharuskan atau melarang salah satu pihak untuk melakukan satu atau lebih hal. Pada umumnya, covenant dibagi menjadi tiga jenis, yaitu affirmative covenant, negative covenant, serta financial covenant.
Untuk transaksi bisnis yang lebih mudah, cepat, dan efisien, pakai Flip for Business sebagai solusi satu pintu berbagai transaksi bisnis Anda. Mulai dari menerima pembayaran, mengirimkan uang, hingga transfer ke luar negeri dengan biaya 50% lebih terjangkau daripada layanan sejenis. Bahkan, Anda juga bisa transfer ke 20 ribu rekening sekaligus dalam hitungan menit saja. Ayo, nikmati kemudahan bertransaksi bisnis dengan Flip for Business!
Bagikan