Keuangan Bisnis | 29 Mei 2023
Oleh : Anonim
Sumber : Global Investa Capital
Dalam pengelolaan bisnis, perusahaan tentu membutuhkan banyak dana. Entah itu untuk keperluan biaya operasional, membiayai proyek baru, atau bahkan melunasi utang lain yang tengah jatuh tempo. Untuk itulah, perusahaan menggunakan berbagai cara agar bisa menggaet investor, dan salah satunya adalah dengan menerbitkan obligasi.
Obligasi dipilih karena dianggap lebih menguntungkan dibandingkan dengan harus meminjam di bank atau menerbitkan saham. Obligasi sendiri merupakan surat yang diterbitkan oleh badan pemerintah ataupun swasta perihal kesepakatan utang piutang sekaligus sarana pembiayaan. Obligasi juga dapat diartikan sebagai surat pengakuan utang dari penerbit yang menyatakan bahwa seseorang berutang kepada pemegang obligasi dan akan dibayar pada akhir jangka waktu tertentu sesuai yang disepakati.
Sumber : Envato
Ketika perusahaan memutuskan untuk menerbitkan obligasi, ada beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan secara matang. Mulai dari tingkat bunga/kupon, harga awal, jangka waktu jatuh tempo, hingga cara untuk menerbitkannya. Apakah dengan cara lelang, penjaminan emisi atau underwriting, atau bahkan penerbitan khusus.
Setelah proses transaksi, penerbit memiliki kewajiban untuk membayar bunga atau imbal hasil kepada pembeli atau investor obligasi hingga masa tenor berakhir. Intinya, Pembayaran yang harus dilunasi oleh penerbit adalah utang pokok ditambah dengan bunga atau yang biasa disebut kupon sesuai tempo waktu yang disepakati.
Pada dasarnya, obligasi memiliki jatuh tempo yang berbeda, mulai dari jangka pendek, menengah dan panjang, tergantung pada perjanjian. Selain itu, obligasi juga memiliki tingkat bunga yang berbeda sehingga pembeli atau investor bisa menyesuaikannya dengan tujuan dan kebutuhan investasi. Di sini, perlu dipahami pula bahwa selama masa tenor berlangsung, obligasi tetap bisa diperjualbelikan di pasar sekunder. Ini tentu menjadi potensi keuntungan tambahan bagi para investor selain bunga yang dibayarkan secara berkala.
Setelah memahami definisi dan cara kerja obligasi, Anda perlu mengetahui jenis-jenisnya. Tak lain, agar lebih mudah menentukan jenis obligasi mana yang hendak diterbitkan. Berikut beberapa di antaranya;
Obligasi ini adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Ini merupakan jenis obligasi paling aman karena dilindungi oleh berbagai
peraturan, mulai dari Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), hingga Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Tak hanya itu, ini juga menjadi investasi paling diincar karena hanya terbit setahun sekali.
Selain pemerintah, perusahaan atau korporasi juga bisa menerbitkan obligasi. Entah itu perusahaan BUMN maupun swasta. Umumnya, surat utang ini memiliki waktu jatuh tempo yang cenderung pendek, yakni sekitar 1-3 tahun. Tingkat risiko juga terbilang lebih tinggi karena sangat bergantung pada kondisi pasar, perusahaan, serta situasi politik negara.
Obligasi konvensional akan memberikan imbal hasil berupa bunga atau kupon yang akan dibayarkan secara berkala sesuai kesepakatan. Apakah per enam bulan, satu tahun atau lainnya. Pembayaran imbal hasil ini akan berakhir ketika masa tenor telah habis, dan pihak penerbit telah membayar pinjaman utang.
Obligasi syariah atau yang juga dikenal dengan sebutan Sukuk dilakukan berdasarkan prinsip syariah Islam dan tanpa unsur riba. Di sini, penerbit diharuskan untuk membayar utang pokok ketika sudah jatuh tempo, dan imbal hasil berupa uang sewa yang dibayarkan secara berkala dalam periode tertentu.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, obligasi memiliki tempo yang berbeda-beda. Bagi Anda yang ingin berinvestasi jangka panjang, bisa memilih jenis obligasi ini. Umumnya, obligasi jangka panjang memiliki waktu jatuh tempo cukup lama, yakni sekitar 5-10 tahun.
Ini bisa saja menjadi pilihan tepat bagi Anda yang ingin merancang masa depan. Hanya saja, bukan tanpa risiko karena rentan terdampak inflasi. Tak hanya itu, suku bunga juga kerap naik turun, serta risiko likuiditas bagi perusahaan yang tidak memiliki aset cair.
Dibanding obligasi jangka panjang, jenis surat utang ini cenderung lebih minim risiko bagi para investor. Meski memang, potensi keuntungannya juga cenderung lebih kecil. Obligasi jangka pendek ini umumnya memiliki masa tenor atau jangka waktu tempo antara 6 bulan hingga satu tahun.
Obligasi jenis ini akan memberikan kupon atau bunga yang besarannya bersifat tetap hingga waktu jatuh tempo. Tingkat kupon atau bunganya pun telah ditetapkan dan disepakati sebelumnya.
Berbanding terbalik dengan obligasi kupon tetap, jenis investasi yang satu ini tidak akan memberikan bunga secara berkala. Melainkan, bunga atau kupon akan dibayarkan sekaligus bersamaan dengan piutang ketika masa jatuh tempo telah tiba.
Pada obligasi ini, investor tetap akan memperoleh kupon, hanya saja besarannya bisa berubah sewaktu-waktu. Perubahan nilai kupon tersebut dipengaruhi oleh tingkat suku bunga pada perbankan.
Pada obligasi ini, penerbit diharuskan untuk menyertakan jaminan berupa aset, baik itu milik pribadi maupun pihak ketiga. Aset tersebut bisa berupa bangunan, jaminan saham, atau lainnya.
Sebaliknya, Unsecured Bond justru tidak mengharuskan penerbit untuk memberikan jaminan apapun. Obligasi ini hanya mengandalkan kesepakatan dan kepercayaan.
Sukuk jenis ini merupakan obligasi yang diterbitkan dengan berlandaskan pada akad mudharabah. Akad ini sendiri adalah sebuah perjanjian antara investor dengan penerbit, yang mengharuskan satu pihak menyediakan modal dan pihak lain akan menyediakan tenaga atau keahliannya. Kemudian, keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi sesuai kesepakatan.
Sesuai namanya, obligasi ini terbit berdasarkan akad ijarah; yakni kesepakatan antara pihak yang hendak menyewakan hak manfaat dari aset tertentu ke pihak lain. Artinya, dalam perjanjian ini tidak ada perpindahan kepemilikan aset. Akad ini bisa dilakukan secara langsung oleh pihak terkait ataupun melalui wali.
Dalam obligasi atau sukuk ini, kedua belah pihak sepakat melakukan transaksi guna membiayai suatu proyek atau barang. Dengan sebelumnya, telah dilakukan proses diskusi terkait detail spesifikasi barang atau proyek tersebut.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, obligasi dapat membantu perusahaan atau penerbit untuk mendapatkan dana pembiayaan dengan cepat. Obligasi dipilih karena dianggap lebih menguntungkan dibanding saham, khususnya dari segi pembiayaan. Menerbitkan obligasi cenderung jauh lebih minim biaya dibanding harus menerbitkan saham. Investor pun tidak memiliki hak atas kepemilikan aset, sehingga juga tidak punya kuasa atas internal perusahaan.
Tak hanya itu, bunga obligasi juga terbilang lebih rendah dibandingkan harus meminjam dana ke bank. Dengan obligasi, penerbit juga lebih fleksibel dalam menentukan besar kecilnya dana pinjaman yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
Nah, itulah mengapa penerbit lebih memilih obligasi dibanding cara lain. Selain jenisnya yang beragam, cara kerjanya cukup mudah, obligasi juga terbilang menguntungkan. Jangan lupa, pastikan bisnis Anda telah memiliki kemudahan transaksi dengan mendaftar langsung pada Flip for Business. Semoga bermanfaat dan selamat berinvestasi.
Bagikan