Keuangan | 19 Maret 2023
Oleh : Anonim
Terdapat lima jenis biaya yang menyertai proses produksi, yakni biaya tetap, biaya total, biaya variabel, biaya rata-rata, dan biaya marginal. Tentunya, setiap jenis biaya memiliki fungsi dan cara penghitungan yang berbeda. Dalam hal ini, biaya marginal adalah salah satu jenis biaya yang penting untuk dipahami karena bisa membantu Anda mengoptimalkan profit usaha.
Sumber : Envato
Mengutip dari Investopedia, biaya marginal adalah total kenaikan biaya produksi yang berasal dari adanya kegiatan produksi unit tambahan. Tujuan menganalisis biaya marginal adalah untuk menentukan pada titik mana suatu bisnis dapat mengoptimalkan produksi dan operasional usahanya secara keseluruhan. Karena apabila biaya marginal untuk memproduksi satu unit tambahan ternyata lebih rendah dari harga per unit, produsen berpeluang besar dalam memperoleh keuntungan.
Disamping itu, fungsi biaya marginal perlu dihitung adalah untuk mengetahui target output yang dibutuhkan bila ingin meraih titik profit. Itulah alasan mengapa pengusaha memerlukan hasil penghitungan biaya marginal sebelum proses produksi dijalankan. Di sisi lain, bila ditemukan bahwa pendapatan marginal ternyata lebih rendah dibandingkan biaya marginal, perusahaan perlu meningkatkan produksi untuk dapat menaikkan profit. Sebaliknya, jika ternyata pendapatan marginalnya lebih tinggi dibandingkan biaya marginal, pemilik usaha perlu menurunkan produksi untuk bisa meningkatkan profit.
Karena beberapa fungsi biaya marginal itulah, penghitungan biaya tersebut sangat penting untuk dilakukan. Pasalnya, biaya marginal bisa menjadi bahan pertimbangan keputusan dan juga dapat dipakai sebagai dasar perencanaan bisnis.
Dalam praktiknya, seperti dilansir Corporate Finance Institute, terdapat beberapa jenis biaya yang termasuk dalam komponen biaya marginal, yakni:
Biaya variabel bisa bervariasi sesuai dengan perubahan tingkat output, serta dapat meningkat secara bertahap mengikuti kenaikan jumlah unit yang diproduksi. Sebagai contoh, pembuat sepatu membutuhkan modal Rp5000.000 untuk membeli bahan kulit dan plastik yang akan dipakai membuat setiap unit sepatu. Dalam hal ini, bahan kulit dan plastik termasuk dalam biaya variabel. Hal ini karena biaya tersebut akan meningkat seiring dengan peningkatan kuantitas sepatu yang akan diproduksi.
Sesuai namanya, biaya ini sifatnya konstan dan tidak akan berubah dengan adanya penurunan ataupun peningkatan hasil produksi. Contohnya di sini adalah biaya sewa yang harus dibayarkan untuk semua fasilitas pabrik yang digunakan.
Biaya ini muncul ketika output tambahan diproduksi hanya dalam jangka pendek saja. Selama menjalankan proses produksi jangka pendek, perusahaan dapat memiliki sejumlah aset tetap. Karena itu, pemilik bisnis pun dapat memutuskan apakah ia ingin menurunkan atau menaikkan tingkat produksi, dengan mempertimbangkan jumlah aset yang tersedia saat itu.
Biaya marginal jangka panjang adalah peningkatan biaya yang dikeluarkan selama produksi ketika setiap input menjadi variabel. Ini adalah biaya tambahan yang dihasilkan ketika perusahaan meningkatkan operasional usahanya dengan menambahkan lebih banyak karyawan, memperluas pabrik, atau bahkan memasuki pasar baru.
Setelah mengetahui definisi, fungsi, serta beberapa komponen di dalamnya, berikut adalah rumus dan cara menghitung biaya marginal yang perlu dipahami.
Biaya marginal = perubahan total biaya produksi : perubahan jumlah produksi
Saat melakukan produksi, biaya yang dikeluarkan bisa saja meningkat ataupun menurun. Hal itu akan terjadi saat manufaktur perlu menambah atau mengurangi volume output-nya. Contohnya saja, jika suatu kegiatan produksi membutuhkan dua pekerja tambahan untuk dapat memenuhi volume output-nya, itu tentunya akan menimbulkan perubahan pada biaya produksi. Untuk mengetahui besaran perubahan biaya, carilah selisih antara biaya produksi awal dan berikutnya.
Jumlah barang yang dibuat bisa saja bertambah ataupun berkurang selama proses produksi. Misalnya saja, 3.000 pasang sepatu dibuat pada produksi pertama, tetapi kemudian perusahaan perlu membuat 10.000 pasang lagi dalam prosesnya. Maka, Anda dapat menghitung perubahan kuantitas tersebut dengan mencari selisih jumlah sepatu yang dibuat antara proses produksi pertama dan kedua.
Contoh kasus:
Toko kue Bu Arya memproduksi beragam jenis roti manis. Dalam sehari, toko kue tersebut bisa memproduksi hingga 50 roti manis dengan menggunakan 3 oven besar dan dibantu oleh 4 pekerja. Memasuki libur Lebaran, toko kue Bu Arya mendapatkan pesanan sebanyak 150 roti manis dalam sehari. Agar bisa memenuhi orderan tersebut, Bu Arya akhirnya menambah 2 karyawan baru dan membeli 1 oven lagi. Namun, Bu Arya tidak melakukan perluasan pada dapur produksinya.
Merujuk pada contoh kasus di atas, jumlah oven dan pekerja yang bertambah termasuk dalam biaya variabel. Sementara itu, biaya marginal dapat dihitung dari biaya yang harus dikeluarkan Bu Arya untuk membayar karyawan dan oven baru. Biaya tersebut tentunya akan meningkatkan total biaya produksi toko kue Bu Arya.
Jadi, misalnya, total biaya produksi awal di toko kue tersebut adalah Rp4.000.000, yang dipakai untuk membayar upah karyawan dan membeli bahan baku kue. Akan tetapi, saat ada permintaan tambahan, Bu Arya kemudian harus mengeluarkan biaya tambahan untuk bahan baku Rp500.000 dan memberi upah karyawan baru senilai Rp500.000. Maka, total perubahan biaya produksi di toko tersebut adalah Rp4.000.000 + (Rp500.000 + Rp500.000) = Rp5.000.000.
Untuk jumlah produksinya, awalnya hanya 50 dan kemudian bertambah jadi 150 karena adanya permintaan khusus. Artinya, ada perubahan kuantitas produksi sebesar 150-50 = 100.
Maka jika dihitung, biaya marginal dari kasus di atas adalah Rp5.000.000/100 = Rp50.000. Supaya dapat mengoptimalkan profit usaha kuenya, Bu Arya harus menjual roti manisnya seharga lebih dari Rp 50.000 per unit.
Demikian ulasan seputar pengertian dan fungsi biaya marginal, serta cara menghitungnya. Dengan memahami apa itu biaya marginal, pemilik usaha tentu akan dapat membuat keputusan yang lebih menguntungkan terkait apakah perlu menambah unit produksi atau tidak.
Untuk transaksi bisnis yang lebih efisien, Flip for Business siap jadi solusi terbaik bisnis Anda. Flip menawarkan solusi transaksi bisnis yang bukan hanya aman dan mudah melainkan juga mengedepankan efisiensi biaya, waktu, dan tenaga. Platform dengan produk dan fitur andal dari Flip hadir untuk bantu pelaku bisnis melakukanan transaksi dengan pelanggan, vendor, dan mitra bisnis hanya dengan satu klik. Cek selengkapnya di sini!
Bagikan