Keuangan Bisnis | 16 April 2023
Oleh : Sarah Silvia
Amortisasi adalah salah satu istilah penting dalam akuntansi yang wajib dipahami, khususnya bagi Anda yang hendak terjun ke dunia bisnis dan finansial. Istilah ini juga dapat disebut sebagai suatu teknik akuntansi yang bertujuan untuk menurunkan nilai buku pinjaman. Lantaran sifatnya cukup penting, amortisasi dapat memudahkan Anda memprakirakan kondisi dan laporan keuangan bisnis.
Sumber : Envato
Amortisasi berasal dari kata “amortize” yang secara harfiah memiliki arti “membawa mati”. Istilah tersebut kemudian digunakan di bidang akuntansi, keuangan, dan perpajakan. Banyak yang menganggap amortisasi adalah penyusutan. Sebenarnya, hal ini kurang tepat. Pasalnya, kegiatan amortisasi berkaitan dengan penurunan nilai serta ekonomis aset perusahaan (devaluasi).
Istilah amortisasi bisa diartikan sebagai prosedur pengurangan nilai biaya dan aset tak berwujud melalui pembebanan secara berkala ke pendapatan dengan jangka waktu tertentu. Aset tak berwujud yang dibebankan tersebut meliputi:
Amortisasi mengacu pada proses penyelesaian nilai utang hingga terbayar lunas saat jatuh tempo. Singkatnya, amortisasi adalah prosedur penyelesaian utang yang berlangsung secara bertahap selama jangka waktu tertentu.
Sumber : Envato
Amortisasi bermanfaat untuk memudahkan perusahaan memprediksi kondisi laporan keuangan. Tak hanya itu saja, amortisasi juga bisa membantu perusahaan mendapatkan informasi berkala mengenai jumlah utang yang dimiliki. Selain dua manfaat tersebut, terdapat sejumlah manfaat lain yang ditawarkan amortisasi, di antaranya:
Amortisasi dan penyusutan atau depresiasi merupakan metode yang digunakan untuk menghitung nilai aset perusahaan atau bisnis dari waktu ke waktu. Meskipun demikian, keduanya memiliki perbedaan yang cukup kentara. Adapun perbedaan amortisasi dengan depresiasi, antara lain:
Amortisasi adalah prosedur pembayaran utang yang dilakukan secara bertahap, sedangkan depresiasi adalah pengeluaran aset tetap untuk alokasi biaya penyusutan pada aset berwujud selama periode tertentu.
Amortisasi menghitung penyusutan aset tak berwujud, seperti hak paten perusahaan. Amortisasi juga bisa disebut biaya untuk pembayaran utang secara bertahap, seperti kartu kredit, cicilan kendaraan, atau Kredit Tanpa Agunan (KTA). Depresiasi menghitung aset berwujud, seperti tanah, kendaraan, dan mesin.
Amortisasi lebih sering menggunakan metode garis lurus, sedangkan depresiasi menggunakan lebih banyak metode berbeda. Metode pendekatan ini digunakan untuk menilai sisa uang, mengecek apakah dilakukan percepatan pengeluaran, dan melihat bagaimana hal tersebut ditampilkan di laporan keuangan.
Metode yang digunakan dalam amortisasi aset tak berwujud terdiri dari dua jenis, yakni:
Metode garis lurus merupakan teknik perhitungan utama dalam amortisasi. Metode perhitungan ini menggunakan sistem alokasi beban biaya dengan total anggaran berjumlah sama setiap tahunnya. Singkatnya, metode garis lurus adalah nilai biaya yang jumlah penyusutan di setiap periode akuntansi selalu stabil.
Kendati hampir sebagian besar perusahaan lebih sering menggunakan metode garis lurus, beberapa perusahaan memilih untuk menggunakan metode saldo menurun. Metode perhitungan ini menggunakan sistem alokasi beban biaya dengan total anggaran yang berjumlah makin rendah atau menurun setiap tahunnya seiring bertambahnya masa manfaat dari aset tersebut.
Di akhir tahun masa manfaat aset akan dilakukan penurunan nilai. Penggunaan metode saldo menurun menyebabkan biaya penyusutan lebih besar di tahun perolehan dan mengecil di tahun berikutnya.
Mengingat amortisasi merupakan kegiatan yang mengharuskan perusahaan membayar utang, Anda perlu mempelajari tahapan dan cara menghitungnya. Perlu diingat bahwa utang tersebut mencakup pokok pinjaman dan bunga. Bunga yang harus dibayar akan makin rendah apabila nominal pembayaran pokok meningkat. Hal ini menyebabkan jumlah bunga habis, sedangkan pembayaran pokok justru bertambah.
Agar pembayaran tersebut lebih efektif, berikut tahapan dan cara menghitung amortisasi yang bisa Anda terapkan.
Tahap pengumpulan data sangat penting untuk menghitung amortisasi. Data yang harus dikumpulkan meliputi pokok pinjaman, tenor pinjaman, dan suku bunga.
Persiapkan kertas kerja dan alat tulis untuk memudahkan Anda menghitung amortisasi. Supaya lebih praktis, Anda juga bisa menggunakan Microsoft Excel. Untuk memulainya, buatlah tabel. Isi tabel dengan nama bulan, bunga cicilan pokok, cicilan bunga, jumlah cicilan, serta saldo pinjaman.
Untuk menghitung amortisasi, perusahaan harus menentukan pinjaman pada bulan sebelumnya dan menghitung nominal jumlah cicilan. Adapun rumus menghitung jumlah cicilan = Pokok pinjaman x (Suku Bunga : 12) : 1 – (1+(Suku Bunga : 12) – Tenor Pinjaman).
Tahap selanjutnya adalah menghitung cicilan bunga. Rumus yang digunakan untuk menghitung cicilan bunga= Pokok Pinjaman Bulan Sebelumnya – Suku Bunga x (30:360).
Selanjutnya, perusahaan harus mencari informasi mengenai cicilan pokok yang wajib dibayar. Caranya mudah, Anda bisa menggunakan rumus = Jumlah Cicilan – Cicilan Bunga untuk menentukan jumlah cicilan pokok.
Tahap terakhir untuk mengidentifikasi jumlah amortisasi adalah dengan cara menghitung saldo pinjaman menggunakan rumus = Nilai Pokok Pinjaman Bulan Sebelumnya – Jumlah Cicilan Pokok.
Berbekal tahapan di atas, Anda bisa mengetahui besaran nilai amortisasi dengan mudah dan akurat. Setelah mengetahui amortisasi adalah bagian penting untuk perusahaan, mulailah untuk mempelajarinya. Selain memperhatikan amortisasi, Anda harus memperhatikan kemudahan transaksi dalam bisnis. Cek langsung layanan Flip for Business dengan banyak fitur dan layanan menarik.
Melalui Flip for Business, Anda akan lebih mudah melakukan transfer antarbank ke ribuan rekening sekaligus, baik untuk tujuan domestik maupun internasional dan menerima transaksi secara daring hanya dari satu platform. Flip for Business juga menawarkan berbagai layanan untuk memudahkan transaksi bisnis Anda.
Mulai dari money transfer yang memudahkan Anda transfer ke rekening bank, akun virtual, dan dompet digital sekaligus, hingga transfer menuju ke rekening internasional dengan biaya admin mulai dari Rp29 ribu saja.
Daftar dan langsung coba Flip for Business untuk transfer ke rekening domestik/internasional atau tanyakan semua informasinya langsung pada sales. Semoga bermanfaat!
Bagikan