Learning | 1 April 2024
Oleh : Aditya R
Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam. Adapun makna dari rukun Islam sendiri merupakan perkara-perkara dasar yang menjadi syarat utama bagi seseorang untuk menjadi muslim yang sempurna.
Namun, sudahkah kamu benar-benar mengerti tentang puasa Ramadhan?
Baca Juga: Lengkap, Ini Niat Bayar Zakat Fitrah dan Tata Caranya
Sumber : Envato
Seperti namanya, puasa Ramadhan merupakan ibadah berupa puasa yang dilakukan di bulan Ramadhan dan sepanjang bulan Ramadhan tanpa terputus.
Secara bahasa, kata puasa berasal dari kata “as-shaum” yang memiliki arti menahan diri. Adapun yang dimaksud menahan diri adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, dimulai sejak terbitnya fajar sampai terbitnya matahari.
Hal-hal yang membatalkan diri pun sesungguhnya tidak terbatas hanya makan dan minum, tetapi juga muntah dengan sengaja, merokok, berjima’, mengeluarkan air mani dengan sengaja, dan beberapa lainnya.
Selain itu, perlu dipahami pula bahwa puasa sesungguhnya adalah menahan diri dari berbagai bentuk hawa nafsu yang juga akan menjadikan nilai ibadahnya sempurna. Seperti contoh, seseorang boleh saja berpuasa, tetapi tidak bisa mengendalikan emosi sehingga marah-marah dan berkata-kata yang buruk hingga mencaci maki. Orang tersebut tetap sah puasanya (tidak batal), tetapi nilai ibadah dan pahalanya berkurang dan tidak sempurna.
Hukum puasa Ramadhan adalah wajib bagi setiap muslim yang memenuhi syarat. Hal ini berdasarkan dalil Alquran, as-sunnah, dan kesepakatan seluruh ulama alias ijma’.
Kendati begitu, puasa Ramadhan juga bisa menjadi haram hukumnya bagi sekelompok orang, yakni perempuan yang sedang haid dan nifas. Sementara itu, ada beberapa kelompok yang tidak diwajibkan berpuasa, seperti:
Sebagaimana ibadah lainnya, puasa Ramadhan juga memiliki syarat tertentu, yakni sebagai berikut.
Hanya umat Islam yang diwajibkan atas berpuasa Ramadhan. Namun, ulama Hanafiyah dan jumhur ulama memiliki sedikit perbedaan pandangan terkait hal ini. Ulama Hanafiyah menilai bahwa keislaman seseorang adalah syarat wajib puasa Ramadhan, sementara jumhur ulama memandangnya sebagai syarat sah.
Puasa Ramadhan menjadi wajib bagi muslim yang sudah baligh alias cukup umur. Hal ini ditandai dengan menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki. Tentunya, orang tua mempunyai tanggung jawab untuk mulai memperkenalkan dan mengajarkan puasa kepada anak-anak sejak sebelum mereka mencapai usia baligh.
Jumhur ulama sepakat bahwa puasa Ramadhan orang gila atau tidak berakal tidak wajib atas puasa Ramadhan. Mereka tidak wajib pula atas ibadah-ibadah lainnya, termasuk salat.
Kuat yang dimaksud dalam konteks ini adalah sehat—maka barang siapa yang merupakan seorang muslim dan dalam keadaan sehat, wajiblah atasnya untuk melakukan ibadah puasa. Semetara itu, apabila seorang muslim dalam keadaan muslim, maka dia dapat tidak berpuasa, tetapi wajib menggantinya di hari lain.
Adapun mampu yang dimaksud berarti kekuatan fisiknya. Kendati tidak sakit, seseorang yang sudah lemah fisiknya seperti karena faktor usia tidak wajib melaksanakan ibadah puasa, tetapi tetap berkewajiban untuk menggantinya seperti dengan membayar fidyah.
Perintah berpuasa telah ada dan diwajibkan pula kepada umat-umat sebelum muslim sebagaimana terdapat dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 183 yang berarti
“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian.”
Namun, sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, puasa Ramadhan hanya diwajibkan untuk kaum muslim. Ini adalah salah satu bentuk keistimewaan yang Allah berikan kepada kaum muslim.
Selain untuk meringankan perintah berpuasa dengan melaksanakannya bersama-sama dengan kaum muslim di seluruh dunia di sepanjang Ramadhan, ada banyak amalan ibadah dengan ganjaran pahala berkali-kali lipat di bulan Ramadhan—termasuk lailatul qadar.
Adapun hikmah yang terkandung dalam puasa Ramadhan secara umum adalah sebagai berikut.
Puasa adalah ibadah yang Allah sukai. Oleh sebab itu, perintah berpuasa pun sesungguhnya sudah ada sejak sebelum kelahiran umat muslim.
Maka, siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan sebagai pilar rukun Islam dengan ikhlas pun menjadi salah satu bukti ketaatan dan ketakwaan kepada Allah.
Baca Juga: Hikmah Sedekah, Jalan Termudah Menabung Pahala
Puasa Ramadhan jadi salah satu cara untuk memperbaiki kondisi dengan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh makanan yang sudah busuk. Sudah banyak ilmu kesehatan dan studi yang meninjau betapa baiknya manfaat puasa untuk kesehatan.
Tak cuma menghilangkan berbagai jenis penyakit dalam tubuh, berpuasa selama satu bulan juga dapat melenyapkan sisa-sisa makan sekaligus mencegah terjadinya penyakit dalam tubuh.
Puasa di bulan Ramadhan bukan hanya sekadar menahan diri dari lapar dan haus. Sejatinya, berpuasa melatih bahkan memaksa muslim untuk mengendalikan hawa nafsunya, termasuk apa yang dipikirkan, dibatinkan, dan diucapkan.
Sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan hawa nafsu tersebut, ada banyak amalan ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan seperti membaca Alquran, mendatangi atau mengikuti kajian, dan sebagainya. Membiasakan diri dengan hal ini pun akan membantu muslim untuk lebih baik meski di luar Ramadhan sekalipun.
Selain itu, amalan ibadah dalam puasa Ramadhan lain yang juga disarankan adalah berbagi dan sedekah. Kini, bersedekah pun bisa lebih mudah. Flip hadir untuk membantumu melakukan kebaikan dengan berdonasi hingga membayar zakat lewat fitur Zakat & Sedekah.
Dengan begitu, kamu tak harus lagi menyediakan uang tunai dalam berbagai pecahan dan bingung ke mana harus berbagi. Kini lewat Flip, kebaikan jadi lebih mudah ditunaikan!
Bagikan