Flip Globe | 5 Agustus 2025
Oleh : Anonim
Tinggal di luar negeri jadi impian banyak orang, entah untuk kuliah, kerja, atau sekadar menjalani hidup baru. Dua negara yang sering jadi pilihan adalah Australia dan Jepang.
Keduanya punya kualitas hidup yang tinggi, sistem pendidikan dan transportasi yang maju, serta keamanan yang terjamin. Tapi satu pertanyaan penting selalu muncul: mana yang lebih bersahabat dari segi biaya hidup?
Artikel ini akan membandingkan biaya hidup di Australia vs Jepang dari berbagai aspek, mulai dari kurs, sewa, transportasi, sampai hiburan.
Cocok banget buat kamu yang sedang merencanakan studi, kerja, atau pindah sementara ke salah satu negara ini.
Memahami nilai tukar mata uang dan tren inflasi adalah langkah awal penting saat membandingkan biaya hidup antar negara.
Kurs yang tinggi bisa membuat harga kebutuhan terasa mahal bagi warga negara lain, dan inflasi akan memengaruhi seberapa cepat harga-harga tersebut naik setiap tahun.
Sekilas, angka yen memang terlihat kecil, tapi perlu diingat bahwa di Jepang harga barang ditulis dalam ribuan yen. Misalnya, makan siang seharga JPY 1.000 berarti setara Rp110.000–120.000. Sedangkan di Australia, nominal harga lebih kecil karena nilai mata uangnya lebih besar.
Dari sisi inflasi:
Meski nilai yen terlihat “murah”, harga di Jepang tetap cukup tinggi karena standar hidupnya. Namun, inflasi di Jepang cenderung lebih stabil dibanding Australia, sehingga pengeluaran lebih mudah diprediksi dalam jangka panjang.
Akomodasi adalah komponen terbesar dalam biaya hidup bulanan, apalagi kalau kamu tinggal di kota besar seperti Tokyo atau Sydney. Lokasi, tipe hunian, dan apakah kamu tinggal sendiri atau berbagi sangat memengaruhi besarnya pengeluaran per bulan.
Tinggal di pusat kota memang lebih dekat ke kampus atau tempat kerja, tapi tentu harga sewanya lebih tinggi. Banyak pelajar atau pekerja migran akhirnya memilih tinggal sedikit di pinggiran kota, lalu menggunakan transportasi umum untuk aktivitas harian demi menekan biaya.
Biaya sewa di Jepang umumnya lebih rendah dibanding Australia, terutama jika kamu tinggal di luar pusat kota atau memilih share house. Tapi pastikan kamu juga memperhitungkan ongkos transportasi harian sebagai kompensasi jarak.
Australia dan Jepang sama-sama punya sistem transportasi publik yang canggih dan tertata rapi. Tapi keduanya berbeda dari sisi harga, kerapatan jaringan, dan budaya penggunaan.
Di Australia, transportasi umum sangat nyaman tapi jarang digunakan di luar kota besar karena infrastruktur lebih menyebar. Sementara di Jepang, hampir semua orang—dari pelajar sampai eksekutif, mengandalkan kereta dan subway setiap hari.
Transportasi di Jepang cenderung lebih murah dan lebih padat jangkauan, terutama di kota besar. Tapi kamu butuh waktu untuk memahami rute dan cara kerja sistemnya. Australia lebih nyaman untuk perjalanan jauh, tapi lebih mahal dan tidak sepadat Jepang.
Biaya makan sehari-hari jadi pengeluaran rutin yang nggak bisa dihindari. Tapi jangan khawatir, kamu bisa lebih hemat kalau pintar memilih tempat makan dan rutin masak sendiri.
Australia punya ragam makanan multicultural—dari Asia, Eropa, hingga Timur Tengah—tapi harga makan di luar cenderung mahal karena upah minimum yang tinggi. Di sisi lain, Jepang terkenal dengan makanan cepat saji yang murah dan berkualitas, bahkan di minimarket sekalipun.
Makan di luar lebih murah di Jepang, apalagi dengan banyaknya convenience store seperti Lawson, FamilyMart, dan 7-Eleven yang menyediakan bento siap makan dengan harga terjangkau. Tapi kalau kamu rajin masak, biaya hidup di Australia masih bisa ditekan.
Buat kamu yang berencana studi di luar negeri, biaya pendidikan tentu jadi salah satu pertimbangan utama. Baik Australia maupun Jepang punya reputasi pendidikan tinggi yang bagus, tapi biayanya sangat berbeda.
Australia punya banyak universitas ternama yang masuk daftar top dunia, sementara Jepang unggul dalam bidang teknologi, sains, dan desain, dengan banyak universitas negeri yang lebih terjangkau.
Biaya pendidikan di Jepang lebih terjangkau dibanding Australia, terutama jika kamu berencana tinggal jangka panjang dan mendapat beasiswa. Tapi kamu tetap perlu pertimbangkan bahasa pengantar, karena banyak kelas di Jepang masih menggunakan bahasa Jepang.
Kedua negara ini menawarkan banyak aktivitas luar ruangan, event budaya, dan gaya hidup urban. Tapi tentu, semua itu ada biayanya.
Di Australia, kamu bisa menikmati hidup outdoor seperti hiking, pantai, dan taman kota secara gratis. Sementara di Jepang, hiburan lebih berpusat di kota, dengan banyak arcade, kafe tematik, dan tempat wisata budaya.
Gaya hidup di Jepang bisa lebih hemat kalau kamu tahu tempat yang ramah kantong, seperti karaoke murah, diskon pelajar, atau event musiman gratis. Di Australia, hiburan luar ruangan lebih mudah diakses dan biasanya tanpa biaya.
7. Biaya Kesehatan dan Asuransi
Kalau kamu tinggal lebih dari 3 bulan, kamu wajib punya perlindungan kesehatan. Negara mana pun tidak ingin pendatang membebani sistem medisnya, jadi asuransi biasanya diwajibkan untuk pelajar atau pekerja asing.
Jepang punya sistem asuransi publik yang lebih terjangkau dan mudah diakses, cocok buat pelajar dan pekerja pemula. Australia lebih mahal, tapi fasilitas medisnya sangat lengkap dan modern.
Kalau kamu tinggal di luar negeri untuk kuliah, kerja, atau tinggal jangka panjang, kamu pasti butuh akses internet yang stabil—baik untuk kelas online, kerja remote, maupun sekadar video call dengan keluarga di rumah. Biaya internet dan komunikasi ini jadi pengeluaran bulanan yang nggak boleh diabaikan.
Australia punya jaringan internet yang cukup stabil, meskipun kecepatannya bisa bervariasi tergantung wilayah. Kalau kamu tinggal di kota besar seperti Sydney atau Melbourne, koneksinya cukup lancar.
Proses pembelian dan aktivasi kartu SIM sangat mudah—kamu bisa beli langsung di bandara atau convenience store tanpa perlu banyak dokumen.
Jepang dikenal punya salah satu infrastruktur internet tercepat di dunia. Bahkan banyak area publik menyediakan Wi-Fi gratis.
Namun, untuk mendaftar SIM atau Wi-Fi rumah di Jepang, kamu perlu alamat tetap, nomor HP lokal, dan dokumen identitas resmi seperti residence card. Prosesnya lebih panjang dibanding Australia, tapi layanan internetnya sangat memuaskan.
Biaya internet di Jepang cenderung lebih murah dan lebih cepat, tapi perlu usaha ekstra untuk mengurus administrasinya. Di Australia, kamu bisa langsung aktif tanpa ribet, meski harga lebih tinggi.
Setelah membandingkan masing-masing kategori, sekarang kita rangkum estimasi total biaya hidup bulanan di kedua negara, khususnya untuk kamu yang berstatus pelajar atau pekerja tinggal sendiri.
Komponen | Australia (AUD) | Jepang (JPY) |
Akomodasi | 1.200–2.500 | 50.000–120.000 |
Makanan & Belanja | 400–800 | 30.000–60.000 |
Transportasi | 150–250 | 5.000–10.000 |
Hiburan & Lifestyle | 150–300 | 10.000–20.000 |
Total per Bulan | AUD 1.900–3.800 | JPY 95.000–210.000 |
Jika dikonversi ke rupiah:
Namun, perhitungan ini sangat bergantung pada gaya hidup kamu. Misalnya, jika kamu tinggal di shared flat dan sering masak sendiri, kamu bisa menekan biaya hingga 30–40%. Tapi jika kamu sering makan di luar atau tinggal di pusat kota, pengeluaran bisa jauh lebih tinggi.
Secara umum, Jepang cenderung lebih terjangkau untuk biaya hidup bulanan, terutama bagi pelajar dan pekerja pemula. Tapi Australia menawarkan sistem pendukung internasional yang sangat kuat, cocok untuk kamu yang mengutamakan kualitas pendidikan atau kerja jangka panjang.
Kalau kamu tinggal di Jepang atau Australia, urusan transfer uang dari Indonesia ke luar negeri jadi kebutuhan rutin. Daripada pakai cara lama yang mahal dan ribet, kamu bisa gunakan Flip Globe.
Cocok untuk kebutuhan bayar uang kuliah, sewa tempat tinggal, atau sekadar kirim uang bulanan dari keluarga.
Kalau kamu mencari efisiensi biaya dan stabilitas harga, Jepang bisa jadi pilihan yang lebih hemat—terutama untuk kamu yang ingin kuliah atau tinggal jangka menengah. Tapi kalau kamu mencari sistem pendidikan internasional yang kuat dan lingkungan multikultural, Australia unggul meski lebih mahal.
Semua kembali ke prioritas dan gaya hidup kamu. Yang pasti, dengan perencanaan keuangan yang matang dan solusi pengiriman uang seperti Flip Globe, tinggal di luar negeri bisa jadi lebih tenang dan nyaman.
Bagikan