Fintech merupakan singkatan dari financial technology. Dalam bahasa Indonesia, lebih banyak orang yang menyebutnya sebagai teknologi keuangan. Fintech sendiri adalah istilah umum yang mengacu pada perangkat lunak, aplikasi seluler, dan teknologi lain yang dibuat untuk mengotomatisasi dan meningkatkan layanan keuangan tradisional. Fintech mencakup banyak aspek, mulai dari aplikasi pembayaran berbasis mobile hingga jaringan blockchain kompleks dengan transaksi terenkripsi.
Ingin memahami lebih dalam tentang fintech dan jenis-jenisnya? Pembahasan berikut ini akan memberimu pengetahuan lebih jauh tentang apa itu fintech.
Definisi Fintech
Sumber : iNews
Apa itu fintech? Istilah perusahaan fintech menggambarkan semua bisnis yang bergerak dengan menggunakan teknologi untuk memodifikasi, meningkatkan, dan mengotomatiskan layanan keuangan baik untuk pelaku bisnis maupun konsumen individu.
Beberapa contoh layanan fintech yang populer dan mungkin sudah pernah kamu gunakan adalah mobile banking, layanan pembayaran peer-to-peer, manajer portofolio otomatis, hingga platform perdagangan cryptocurrency.
Meski fintech baru populer selama beberapa tahun terakhir, konsep dasarnya sudah ada sejak lama. Kartu kredit yang muncul awal tahun 1950-an merupakan produk fintech pertama yang tersedia untuk publik. Keberadaannya berhasil menghilangkan kebutuhan konsumen untuk membawa mata uang fisik untuk kebutuhan transaksi harian.
Dari sana, fintech terus berevolusi dengan berbagai jenis bisnis dan layanan yang tersedia. Masih seperti tujuan awalnya, perusahaan-perusahaan fintech ini juga memiliki misi menyediakan layanan keuangan yang lebih mudah, praktis, terjangkau, dan efisien.
Jenis-jenis Perusahaan Fintech
Sumber : Unair
Ada banyak sekali jenis perusahaan fintech yang beroperasi di berbagai negara di dunia. Masing-masing negara biasanya memberikan izin operasional yang berbeda-beda para perusahaan-perusahaan fintech yang beroperasi. Di Indonesia, beberapa jenis fintech yang bisa kamu temukan antara lain:
Digital Payment System
Fintech yang bergerak di bidang digital payment system memberikan layanan dalam bentuk pembayaran, baik itu untuk membayar tagihan listrik, kartu kredit, cicilan sepeda motor, dan lain sebagainya. Adanya fintech digital payment membuat kamu bisa melakukan pembayaran tagihan listrik ke kantor PLN dan tidak perlu ke konter untuk membeli pulsa atau token listrik.
Crowdfunding
Jenis fintech crowdfunding seperti namanya bergerak dalam bidang penggalangan atau penghimpunan dana untuk publik. Tujuan crowdfunding bisa berbeda-beda, tetapi di Indonesia, kebanyakan perusahaan fintech crowdfunding mengumpulkan dana untuk tujuan sosial dan kemanusiaan.
Microfinancing
Dengan banyaknya masyarakat kalangan menengah ke bawah yang memiliki kesulitan untuk mengakses pinjaman, microfinancing hadir sebagai jawaban. Layanan fintech ini bertugas menjembatani calon peminjam dengan pemberi pinjaman. Sistem bisnisnya didesain agar tetap bisa memberikan keuntungan yang kompetitif bagi para pemberi pinjaman sekaligus terjangkau dan mudah diakses oleh para peminjam.
E-aggregator
Tidak seperti jenis fintech sebelumnya, e-aggregator adalah portal yang memuat berbagai koleksi data dan informasi keuangan yang bisa diakses oleh masyarakat luas. Keberadaannya adalah untuk memudahkan pengguna membandingkan berbagai produk keuangan mulai dari pinjaman, asuransi, hingga kartu kredit.
Tujuan dan Manfaat Fintech
Sumber : Kompas
Secara umum, fintech bertujuan untuk memberikan alternatif layanan keuangan berbasis teknologi bagi masyarakat luas. Teknologi yang diusung oleh perusahaan-perusahaan fintech di Indonesia maupun dunia telah terbukti memberikan banyak manfaat. Beberapa di antaranya adalah:
- Merangsang peningkatan inklusi keuangan. Di Indonesia, masih banyak kelompok masyarakat yang belum bisa mengakses layanan perbankan konvensional karena berbagai alasan. Ini menyebabkan tingkat inklusi keuangan yang masih jauh dari target. Keberadaan fintech membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan beragam produk keuangan yang pada akhirnya berdampak positif pada inklusi keuangan di tanah air.
- Memudahkan pelaku usaha mengakses modal. Sebagai sektor terpenting dalam perekonomian negara, pelaku UKM dan UMKM masih banyak yang kesulitan mendapatkan akses permodalan. Untungnya, fintech menghadirkan solusi yang memudahkan berbagai pihak untuk meminjam dana tanpa banyak persyaratan dengan waktu pencairan yang lebih cepat.
- Memberikan kemudahan dalam kebutuhan keuangan. Keberadaan perusahaan-perusahaan fintech memungkinkan kita untuk melakukan aktivitas keuangan, mulai dari pembayaran, pengiriman uang sampai pengajuan pinjaman. Tidak perlu ke mana-mana; semua bisa kamu lakukan lewat ponsel di tangan.
Contoh Perusahaan Fintech di Indonesia
Sumber : Tempo
Di Indonesia, ada banyak sekali perusahaan yang bergerak di bidang jasa teknologi keuangan. Produk yang ditawarkan pun beragam. Beberapa contoh perusahaan fintech terbesar di Indonesia saat ini antara lain adalah:
Amartha
Bergerak di bidang peer-to-peer lending, Amartha memungkinkan para pemberi modal untuk bertemu langsung dengan para peminjam. Tidak hanya bisa meminjam dana, kamu juga bisa menjadi investor di platform Amartha.
CekAja
CekAja merupakan perusahaan jasa teknologi keuangan yang memberikan layanan e-aggregator. Di dalamnya, kamu bisa menemukan berbagai informasi terkait layanan keuangan mulai dari investasi, asuransi, sampai kredit.
Bareksa
Berdiri pertama kali pada tahun 2013, Bareksa adalah perusahaan teknologi keuangan yang berbentuk marketplace. Produk yang bisa kamu temukan di dalamnya tentu merupakan produk-produk keuangan, yakni reksa dana. Kamu juga bisa mendapatkan informasi lain termasuk tentang saham dan obligasi. Saat ini, tercatat ada lebih dari 90 produk reksa dana yang bisa kamu beli dari Bareksa.
Flip
Flip merupakan salah satu perusahaan fintech di Indonesia yang menjadi pelopor penyedia layanan pengiriman uang antar bank tanpa biaya. Didirikan pertama kali pada tahun 2015, Flip telah melayani jutaan transaksi dengan nilai triliunan rupiah per bulannya. Untuk menangani transaksi beda bank, Flip telah menjalin kerja sama dengan 14 bank di Indonesia.
Legalitas Fintech di Indonesia
Sumber : Katadata
Di Indonesia, kegiatan operasional yang dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan fintech sudah diatur dalam POJK (Peraturan OJK) Nomor 77/POJK.01/2016 mengenai Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI). Selain itu, ada tiga POJK lainnya yang juga mengatur tentang fintech, yakni:
- POJK Nomor 37/POJK.04/2018 Layanan Urun Dana Melalui Penawaran Saham Berbasis Teknologi Informasi (Equity Crowdfunding)
- POJK Nomor 13/POJK.02/2018 tentang Inovasi Keuangan Digital di Sektor Jasa Keuangan
- POJK Nomor 35/POJK.05/2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan.
Semua perusahaan yang bergerak dan beroperasi memberikan layanan fintech harus mendapatkan izin dari OJK. Jika tidak, maka layanan yang diberikan dianggap ilegal. Flip sebagai salah satu perusahaan teknologi keuangan yang bergerak di bidang pengiriman uang juga sudah terdaftar dan memiliki izin operasi. Namun bukan OJK, Flip terdaftar dan beroperasi dengan izin dari Bank Indonesia (BI) dengan nomor 18/196/DKSP/68. Dengan begitu, kamu bisa melakukan transaksi tanpa rasa khawatir dengan menggunakan Flip!
