Apa Itu Eksportir, Jenis-Jenisnya, dan Peluang Bisnisnya

Eksportir adalah satu jenis profesi dan pekerjaan dengan peluang yang sangat luas dan cukup menjanjikan. Kegiatan perdagangan antarnegara ini pun mendukung perekonomian negara. Namun sebenarnya, apa itu eksportir dan seberapa cerah peluang bisnisnya? 

Baca juga: CIF adalah: Ini Dia Arti dari Konsep CIF dalam Bisnis Ekspor Impor Beserta Untung-ruginya

Pengertian Exportir 

Sumber : Unplash 

Eksportir berasal dari kata export (ekspor), yakni pengiriman barang ke luar negeri. Dengan demikian, eksportir adalah pihak yang melakukan kegiatan export yang merujuk pada keperluan bisnis, bukan sekadar mengirim barang secara cuma-cuma seperti mengirim barang ke keluarga atau teman dan semacamnya. Nah, siapa pun bisa menjadi eksportir. Sesuai definisi yang tertuang dalam Permendag No. 19 tahun 2021, perorangan maupun lembaga atau badan usaha—baik yang berbentuk hukum maupun bukan badan hukum—dapat menjadi eksportir. Untuk menjadi eksportir pun kamu harus melakukan pendaftaran resmi, tepatnya di instansi pemerintah bagian perdagangan. Kamu bisa mendaftarkan diri maupun perusahaan yang kamu pimpin, miliki, atau wakili ke Dinas Perindag yang berada di pemerintah daerah kota atau kabupaten setempat, provinsi, atau instansi teknis lainnya yang terkait. 

Jenis-Jenis Exportir 

Sumber : Unplash 

Secara umum ada dua jenis eksportir, yakni eksportir produsen dan eksportir non-produsen. Apa perbedaan eksportir produsen dan eksportir non-produsen? 

- Eksportir produsen : Eksportir yang memproduksi sendiri produk atau komoditas export-nya 

- Eksportir non-produsen: Eksportir yang melakukan ekspor atas barang dari perusahaan atau pihak lainnya (disebut juga dengan eksportir umum) Syarat untuk menjadi keduanya juga berbeda sesuai aturan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional seperti berikut. 

Syarat Menjadi Eksportir Produsen 

1. Mengisi dan mengumpulkan formulir yang sudah disediakan (dapat diperoleh di Disperindag Pemkab, Pemkot, Pemprov, atau instansi lain yang terkait) 

2. Mempunyai Izin Usaha Industri 

3. Mempunyai NPWP 

4. Membuat dan menyerahkan laporan realisasi ekspor secara berkala pada Disperindag atau instansi maupun pejabat lain yang ditunjuk dan disahkan Bank Devisa berikut lampiran beberapa dokumen lain yang diminta 

Syarat Menjadi Eksportir Non-Produsen 

- Mengisi dan mengumpulkan formulir yang sudah disediakan (dapat diperoleh di Disperindag Pemkab, Pemkot, Pemprov, atau instansi lain yang terkait) 

- Mempunyai Izin Usaha Perdagangan 

- Mempunyai NPWP 

- Membuat dan menyerahkan laporan realisasi ekspor secara berkala pada Disperindag atau instansi maupun pejabat lain yang ditunjuk dan disahkan Bank Devisa berikut lampiran beberapa dokumen lain yang diminta 

Peluang Bisnis Eksportir 

Sumber : Unplash 

Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan ekspor dan eksportir, kini saatnya melihat peluang bisnisnya. Rupanya, meski identik dengan kelompok usia yang lebih dewasa, nyatanya menjadi eksportir juga terbuka untuk generasi muda, lho. Di tengah pandemi yang cukup menghantam perekonomian, Indonesia berhasil meningkatkan capaian ekspor pada 2021 lalu sebesar 41,88 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020. Selain itu, terobosan teknologi digital—termasuk media sosial dan platform e-commerce jadi cara lain untuk membuka pintu peluang ekspor lebih luas. Kehadiran inovasi semacam ini seakan meruntuhkan batas waktu dan ruang untuk melakukan transaksi bisnis. Kamu dapat menjual barang kepada siapa saja yang berada di luar negeri sekalipun dengan lebih mudah dan cepat. Ada banyak contoh ekspor yang sukses dilakukan oleh anak muda Indonesia. Mengutip dari CNBC, salah satunya adalah Monomolly, yakni bisnis yang didirikan oleh Monica Amadea dan fokus pada produk fashion perempuan. Mulai menjual produk barunya di salah satu e-commerce pada 2017, Monomolly berhasil memperoleh ratusan hingga ribuan pesanan setiap harinya. Adapun produk Monomolly sudah banyak diekspor ke Malaysia, Singapura, dan Thailand. Selain itu, ada pula Kevasco yang didirikan oleh Kevin Naftali. Bisnis yang berfokus pada produk fashion pria ini mengalami peningkatan omzet hingga dua kali lipat sejak menggunakan e-commerce sebagai salah satu channel penjualan. Di samping itu, Kevasco juga berhasil ekspor ke Singapura dan Thailand. Perkembangannya pun cukup menjanjikan—kini sebesar 20 hingga 25 persen omzet penjualan Kevasco berasal dari aktivitas ekspor. 

Tips dan Cara Jadi Eksportir 

Kamu pun juga punya kesempatan sama untuk melakukan ekspor dan meraih keuntungan dari kegiatan bisnis ini. Tentunya, ada beberapa cara dan tips agar bisnis ekspor optimal yang bisa kamu lakukan seperti berikut. 

- Ketahui produk apa yang menjadi kebutuhan atau keinginan pasar—hitung seberapa besar kemungkinan produk tersebut akan diterima pasar (lakukan perhitungan market size). 

- Tentukan negara yang jadi tujuan ekspor dan kondisi pasar di sana. 

- Pelajari aturan ekspor-impor yang berlaku baik di Indonesia maupun di negara yang jadi tujuanmu melakukan ekspor. 

- Tentukan strategi pemasaran dan penjualan yang tepat berdasarkan riset kriteria user persona dari pasar yang kamu sasar. 

Baca juga: Tertarik Bisnis Ekspor Impor? Yuk, Pahami Apa Itu Jasa Custom Clearance

Kini, sudah tahu, kan, apa itu eksportir dan peluang serta cara untuk menjadi eksportir? Sekarang, saatnya kamu mulai menyiapkan business plan yang komprehensif agar bisnis ekspor sukses! Tenang saja, untuk keperluan transaksi ke luar negeri seperti untuk pembayaran ke mitra atau yang lainnya, ada Flip Globe yang siap membantu. 

Produk dari Flip ini menawarkan layanan kirim uang ke lebih dari 40 negara lain dengan mudah, aman, dan harga sangat terjangkau—mulai dari Rp29 ribu saja!