Ini Peluang Bisnis Jastip Luar Negeri dan Aturan Bea Cukainya

Jastip luar negeri adalah salah satu jenis bisnis yang makin ramai dilakoni selama beberapa tahun terakhir terutama oleh kawula muda. Ibarat pepatah, bisnis ini “sekali mendayung dua tiga pulau terlewati.” Hobi jalan-jalan ke negara lain tersalurkan, pulang pun masih menghasilkan cuan yang siap kembali mengisi tabungan.

Keuntungan dari usaha jasa titip barang luar negeri ini sebetulnya cukup menggiurkan. Didukung penggunaan media sosial yang makin memperluas pangsa pasar, potensi keuntungan pun ikut meningkat.

Walau dianggap sebagai bisnis yang memerlukan modal tak terlalu besar tetapi hasil menjanjikan, kamu tetap perlu melakukan perhitungan dan strategi yang matang untuk menjalankan jastip luar negeri. Jangan lupa, ada aturan bea cukai yang harus ditaati, lho!

Baca Juga: Cara Transfer Uang Ke Luar Negeri Pakai Flip

Peluang Bisnis Jastip Luar Negeri

Photo credit: Travel Triangle

Memulai bisnis jasa titip sesungguhnya bisa kamu lakukan tanpa modal materi. Namun sebagai gantinya, kamu harus bisa membangun branding dan kredibilitas yang baik terlebih dahulu. Pasalnya jenis usaha ini sangat mengandalkan kepercayaan.

Cara kerja jastip cukup sederhana. Saat akan melakukan perjalanan ke destinasi, kamu mengabarkannya kepada calon pelanggan dan memberi tahu mereka bahwa kamu membuka jasa pembelian produk. Setelah itu calon pelanggan akan melakukan pemesanan barang apa saja yang ingin mereka beli, lalu membayarnya kepadamu. Dalam kata lain, skema yang digunakan adalah pre-order karena kamu hanya akan membeli jika ada pesanan.

Supaya tidak kerepotan dan tetap kondusif kamu bisa membatasi sedari awal produk apa saja yang bakal kamu layani. Misal, kamu hanya akan melayani pembelian produk kosmetik (bahkan secara spesifik beberapa merek tertentu), pakaian, atau makanan.

Bicara soal peluang, meski belum ada data kuantitatif pasti yang menunjukkan dan valid, bisnis jastip luar negeri memang cukup cerah. Kamu tidak harus mengeluarkan modal di awal untuk membeli produk dan meminimalkan kerugian karena pelanggan melakukan pembayaran terlebih dahulu. 

Di sisi lain, kebanyakan produk yang dipesan memang produk yang belum tersedia di Indonesia sehingga kesempatanmu makin besar. Adapun besarnya profit yang bisa kamu kantongi bergantung pada kuantitas produk dan margin profit yang kamu tetapkan sendiri.

Skema Keuntungan Jastip

Nah, bicara soal profit dan harga jual yang akan kamu bebankan pada pelanggan perlu kamu atur sedari awal. Pasalnya ada banyak faktor yang menentukan harga jual antara lain sebagai berikut.

• Harga asli (harga beli) produk
• Bea cukai masuk
• PPN
• PPh
• Rentang profit

Seperti contoh, kamu membeli barang titipan seharga $750. Maka, besarnya harga minimal yang harus kamu jual adalah seperti dalam perhitungan berikut.

• Bea cukai masuk = 7,5% * $750

= $56,25

• PPN = 11% * $750

= $82,5

• PPh = 2% * $750

= $15

• Total harga jual minimal  = $750 + $56,25 + $82,5 + $15

     = $903,75

Setelah mengetahui berapa harga minimal yang sebaiknya kamu jual, kamu bisa menambahkan margin. Umumnya margin yang diambil para pelaku bisnis jastip luar negeri adalah 10 hingga 15 persen. Maka, jika mengambil margin 10%, besarnya harga jual yang bisa kamu tawarkan pada pelanggan adalah sebagai berikut:

= 110% * $903,75

= $994,125

Aturan Bea Cukai Soal Jastip

Photo credit: Bukamatanews

Hal penting yang perlu kamu ketahui adalah bahwa dalam aturan kepabeanan tidak dikenal adanya jastip yang kemudian mengakibatkan adanya ketentuan khusus. Hingga kini pun, seluruh barang-barang yang menjadi bagian dari usaha jastip tetap tergolong impor dan dikenakan tarif bea masuk. 

Dalam kata lain barang-barang jastip diperlakukan sama seperti barang umum yang masuk dari luar negeri. Aturan yang berlaku pun sama, yakni berlandaskan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 203/PMK.04/2017 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Barang yang Dibawa Oleh Penumpang dan Awak Sarana Pengangkut.

Kebijakan tersebut mengatuh bahwa barang impor yang dibawa penumpang dibagi ke dalam dua kategori, yakni personal use dan non-personal use. Jika barang tersebut merupakan personal use, maka tidak akan dikenai bea masuk dengan batas harga barang tersebut $500 per penumpang. Jika barang tersebut termasuk non-personal use, maka ada tarif bea masuk umum dan nilai pabean yang bakal dikenakan.

Lalu, bagaimana dengan status barang jastip luar negeri? Oleh karena peruntukannya bukanlah untuk pribadi penumpang bersangkutan, maka masuk dalam non-personal use sehingga ada kewajiban untuk melakukan pembayaran bea masuk.

Jadi, kini lebih paham mengenai peluang dan proyeksi keuntungan serta aturan bea cukai yang harus ditaati jika ingin melakukan bisnis jastip luar negeri, kan? Makin tertarik untuk terjun ke usaha ini?

Tentunya kamu bisa meminta pelanggan untuk membayar besarnya harga yang harus mereka bayar dalam rupiah maupun mata uang asing di negara tempatmu berbelanja sehingga memudahkanmu untuk bertransaksi. Tenang saja, kamu bisa meminta mereka menggunakan Flip Globe!

Baca Juga: Daftar Terbaru Negara Bebas Visa Untuk Paspor Indonesia

Flip Globe memungkinkan individu untuk transfer dari Indonesia ke 55+ negara dengan mudah, murah, dan cepat. Cukup buat transaksi dari aplikasi Flip di hp, uang pun akan sampai ke rekening luar negerimu tanpa harus menunggu berhari-hari!